Pesan Akademisi terkait Rencana Pindah Ibu Kota

Rabu, 22 Maret 2017 – 07:29 WIB
Kota Palangkara Raya saat terjadi bencana kabut asap. Ilustrasi Foto: Radar Sampit/dok.JPNN.com

jpnn.com, PALANGKA RAYA - Bergulirnya lagi wacana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, ditanggapi sejumlah pihak.

Akademisi Prof Norsani Darlan mengatakan, kalau memang rencana tersebut terwujud, maka pasti ada dampak sosial positif dan negatif.

BACA JUGA: Soekarno Memulai, Jokowi Berani Pindahkan Ibu Kota?

"Saya kira positifnya karena Kota Palangka Raya jumlah penduduk belum padat dan lapangan kerja dapat terpenuhi," jelas Norsani kepada Kalteng Pos (Jawa Pos Group).

Jika rencana tersebut serius, lanjutnya, pemerintah harus gencar melakukan sosialisasi, termasuk juga menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik sehingga masyarakat lokal tidak terpinggirkan.

BACA JUGA: Jokowi…Siapkan Palangka Raya jadi Ibu Kota Indonesia

"Pemerintah harus memberikan penyuluhan sejak dini agar masyarakat bisa menghadapi kemajuan nantinya," tegasnya.

Sementara praktisi hukum Hendry S Dalim menilai, kalau memang Ibukota Negara jadi dipindahkan ke Kota Palangka Raya, sudah pasti di kota ini akan muncul beragam sosial yang pelik.

BACA JUGA: Palangka Raya, Jokowi dan Ide Bung Karno

"Kemajuan daerah biasanya diimbangi dengan naiknya angka kriminalitas. Jadi ini juga wajib diperhatikan kalau memang jadi dipindahkan," jelasnya.(alh)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Palangka Raya Memang Ideal Jadi Ibu Kota


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler