jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik TB Massa Jafar mengatakan, Pilkada DKI Jakarta 2017 bisa menjadi pelajaran buat Joko Widodo, jika masih memendam niat menggandeng Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019.
Menurut Jafar, kasus yang menimpa Ahok tersebut, bukan hanya terkait politik diskriminasi, tapi juga banyak variabel-variabel lain yang perlu menjadi penilaian.
BACA JUGA: Berani Balik ke Panggung Politik, Ahok Politikus Berkelas
Jangan sampai merugikan bagi elektoral Jokowi di Pilpres 2019. "Menempatkan Ahok sebagai cawapres itu banyak kontroversinya. Variabelnya banyak. Misal terkait adanya kesenjangan ekonomi antara etnis tertentu dengan etnis mayoritas, itu tentu tidak menguntungkan," ujar Jafar kepada JPNN, Sabtu (17/3).
Menurut Jafar, untuk mencari figur cawapres yang tepat, Jokowi penting melihat peluang untuk menang terlebih dahulu. Kemudian memperhatikan faktor representasi dan harus berpijak pada konstelasi dan realitas yang ada.
BACA JUGA: 7 Alasan Cak Imin Dianggap Cocok jadi Pendamping Jokowi
"Jadi, perhatikan konstelasi bangsa yang sangat rentan, harus hati-hati memunculkan pilihan politik. Penting bersandar pada kalkulasi yang rasional dan fundamental," kata Direktur Program Doktoral Ilmu Politik Sekolah Pascasarjana Unas ini. (gir/jpnn)
BACA JUGA: PPP Mulai Lirik Mahfud untuk Calon Pendamping Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... PD Lebih Sreg Bikin Poros Baru ketimbang AHY Bareng Prabowo
Redaktur & Reporter : Ken Girsang