Pesan Hidayat Nur Wahid Kepada Kader IMM Jaksel: Selamatkan Bonus Demografi!

Kamis, 27 Juli 2023 – 22:18 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat menjadi narasumber pada acara stadium general Darul Arqam Madya 2023 yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta Selatan, Kamis (27/7). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyampaikan sejumlah pesan penting saat menjadi narasumber pada acara stadium general atau kuliah umum pada pelatihan kader dalam program Darul Arqam Madya (DAM) yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jakarta Selatan, Kamis (27/7).

Pertama, politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akrab disapa HNW itu mengingatkan anak muda terpelajar bisa membuat sejarah positif, sehingga sangat penting belajar dari sejarah perjuangan dari seorang anak muda yang namanya dipakai dalam kegiatan di IMM, yaitu Al Arqam Bin Abi Al Arqam.

BACA JUGA: HNW Paparkan Peluang dan Tantangan Pengembangan Madrasah Menuju Indonesia Emas 2045

HNW menuturkan Al Arqam Bin Abi Al Arqam merupakan sahabat Nabi Muhammad, anak muda yang pemberani.

Dia dalam usia 21 tahun, berani masuk agama Islam, dan aktif menjadi solusi sehingga rumahnya pun dijadikan tempat berkumpul untuk mengajarkan Islam dan mengatur strategi dakwah. Rumahnya disebut sebagai Rumah alArqam (Darul Arqam).

BACA JUGA: Nobar Wayang Kulit Lakon Bimo Bangkit, HNW Apresiasi Keterlibatan Generasi Milenial

“Dia anak muda, seusia peserta training IMM yang berani berperan positif bela dan sukseskan dakwah Nabi Muhammad SAW," tutur HNW.

Kedua, HNW mengingatkan anak-anak muda bahwa negara yang demokratis, Indonesia terbuka lebar kesempatan untuk berperan serta dalam membentuk sejarah mengisi dan mengawal perjalanan bangsa.

Ini sudah ditunjukan oleh generasi muda muslim terpelajar pada 1920-an yang tergabung dalam Jong Islamieten Bond (JIB).

Belajar dari pengalaman sejarah di atas, HNW menegaskan generasi muda saat ini, apalagi peserta training madya Darul Arqam Muhammadiyah, semestinya tidak mempunyai jarak atau penghalang untuk mempersiapkan diri agar bisa maksimal berkontribusi menjadi solusi atasi pemasalahan yang ada pada umat, bangsa, dan negaranya.

“Semangat Al Arqam dan JIB, generasi muda, kader IMM, harusnya bisa hadirkan kontribusi untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia dan bonus demografi yang terjadi di Indonesia,” kata alumnus Pondok Pesantren Gontor itu.

Kader IMM didorong untuk memaksimalkan persiapan agar makin bisa berperan dan maksimalkan peluang yang ada dalam kehidupan demokrasi di Indonesia.

HNW menyampaikan konstitusi sudah memberi kan kedaulatan kepada rakyat, yang sekarang ini didominasi kaum muda atau generasi milenial.

Menurutnya, kedaulatan ini seharusnya dimanfaatkan semua rakyat, terutama generasi muda, termasuk yang terhimpun dalam IMM.

Alumnus Universitas Madinah, Arab Saudi itu mengajak dan berharap kepada kader IMM untuk berani mempersiapkan diri dan organisasi mengawal demokrasi dan reformasi, mengawal cita-cita kemerdekaan, dan berkontribusi agar bisa mewujudkannya.

HNW menegaskan hal ini penting karena bangsa Indonesia semestinya bisa mengunduh keuntungan bonus demografi.

“Pasti kita ingin hasil yang positif dari bonus demografi," tegasnya.

Untuk mengunduh dampak positif bonus demografi, lanjut HNW, salah satunya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. seperti yang dilakukan oleh IMM dengan DAM-nya.

Melalui latihan-latihan, kader IMM bisa bersama generasi muda lainnya tidak hanya meningkat kualitasnya, namun juga paham betul dengan ajaran agama, konstitusi, sejarah, hak, dan kewajibannya.

“Dengan demikian generasi muda akan terus tampil menjadi pelanjut perjuangan guna menyelamatkan cita-cita kemerdekaan dan reformasi, sehingga bonus demografi yang ada pun bisa bernilai manfaat dan maslahat untuk umat, bangsa dan negara," tegasnya.

Sebaliknya, kata HNW mengingatkan, bila generasi muda dibiarkan tanpa kegiatan yang positif dan konstruktif akan membuat terjerumus pada narkoba, seks bebas, LGBT, dan budaya global yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

“Keadaan ini akan bisa menjadi bom waktu dari bonus demografi. Kondisi itu akan menjauhkan kita dari cita-cita pendiri bangsa”," ungkapnya.

Untuk itu, HNW mendukung generasi muda seperti yang terhimpun dalam IMM, memaksimalkan peran melalui organisasi kampus, keagamaan, dan pelatihan-pelatihan agar mereka betul-betul tersegarkan ingatan peran sejarah dan memahami aturan-aturan hukum yang ada di Indonesia, termasuk mengetahui hak dan kewajiban seperti yang pernah diperankan oleh JIB dan Al Arqam.

Menurut Hidayat, IMM dengan spirit ‘Fastabiqul Khairat’ harus disegerakan perwujudannya, sehingga cita-cita yang diinginkan segera bisa diwujudkan.

Generasi muda, termasuk IMM juga harus paham aturan hukum yang ada di Indonesia sehingga menjadi mitra kritis pemerintah bisa dilakukan dengan benar.

“Kritis tetap harus dilakukan dan secara konstitusionol diberi ruang, namun jangan sampai tidak paham aturan hukum," tegas HNW mengingatkan.

Dia mengingatkan jika kritis tanpa tahu aturan hukum maka hasilnya bisa kontraproduktif, dan generasi muda hanya akan ditunggangi oleh kepentingan orang dan kelompok lain.

HNW juga menyampaikan kader IMM harus menjadi kelompok yang berani dan kritis, namun harus tetap dalam koridor agama, konstitusi, dan cita-cata bangsa sehingga bisa berkontribusi menyelamatkan bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler