Pesan Ibas Saat Membuka Pergelaran Wayang dengan Lakon ‘Merajut Hati di Tengah Pandemi’

Minggu, 08 November 2020 – 22:28 WIB
Anggota DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa dikenal Ibas secara virtual membuka pergelaran wayang yang didalangi oleh Ki Dalang Fajar. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, PACITAN - Pembatasan sosial yang diterapkan beberapa waktu belakangan bagai mata pisau. Di satu sisi, kebijakan ini mampu menekan laju penyebaran Covid-19. Namun, di sisi lainnya, langkah ini justru membatasi berbagai pihak, termasuk para seniman wayang.

Namun, selalu ada jalan untuk tetap bergerak meski di tengah keterbatasan. Seperti halnya pewayang dari Sanggar Unggul Pamenang yang mengadakan pergelaran Wayang Suluh Pakerti secara online dengan lakon: Merajut Hati Di Tengah Pandemi.

BACA JUGA: Ibas Mendukung IKM Jadi Penggerak Kestabilan Ekonomi Negara

Pergelaran wayang yang didalangi oleh Ki Dalang Fajar ini dibuka dengan sambutan singkat oleh Anggota DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa dikenal Ibas.

BACA JUGA: Ibas Salurkan 7.000 Bantuan Sembako di Dapil VII Jawa Timur

Setelah membuka sambutan dengan salam dan pesan untuk terus mematuhi protokol kesehatan, Ibas mengungkapkan keprihatinannya akan kondisi pewayangan saat ini. Gerak seniman wayang terbatas, pemasukannya pun kian berkurang. Bahkan tidak sedikit yang sama sekali tidak mendapat pemasukan.

Terkait hal tersebut, Ibas menyampaikan apresiasi kepada Kemenpar yang menjadi mitra terselenggaranya pergelaran secara online. Hadirnya acara ini bak angin segar untuk dunia pewayangan Pacitan.

BACA JUGA: Debat Pilkada Makassar, Persentase Perbincangan Irman Yasin Limpo Tertinggi

Kemudian, terkait pewayangan, politikus Partai Demokrat ini mengatakan wayang bukan sekadar pertunjukan melainkan memuat unsur moral.

“Dalam bahasa Jawa, kata wayang berarti “bayangan” atau biasanya dianggap sebagai cerminan cerita kehidupan di jagad raya. Pentas pertunjukan wayang tidak hanya merupakan hiburan semata, namun juga memuat unsur unsur pendidikan moral.”

Ibas juga menambahkan pergelaran wayang ini tidak saja merupakan upaya pelestarian budaya warisan leluhur kita, namun juga merupakan upaya untuk mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai moral dan adat ketimuran yang pada saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda.

Menurutnya, berbagai narasi yang tersaji selama pertunjukan pewayangan memiliki kandungan nilai-nilai luhur yang dapat kita ambil hikmahnya dan dapat kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti hanya mengamalkan pilar-pilar kebangsaan dalam kehidupan.

Selain mengapresiasi Kemenpar, Ibas juga mengapresiasi para seniman Pacitan yang tetap semangat di tengah pandemic.

“Wayang suluh Pakerti meniko salah satunggaling warisan budaya luhur khas Pacitan. Engkang dumadi saking nyawiji-ipun wayang suluh kalian wayang beber khas Pacitan.”

Pergelaran Wayang Pakerti ini diharapkan mampu membangkitkan semangat seniman wayang dan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Ibas juga berharap acara ini dapat mewakilkan empati para seniman wayang untuk ikut berkontribusi terhadap masyarakat, terutama kaum disabilitas sebagai pihak yang sangat terdampak.

Akhir kata, Ibas berharap agar acara ini mampu meningkatkan kebersamaan, kreativitas, serta produktivitas sekalipun dilakukan secara virtual.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler