jpnn.com, PADANG - Dari Monumen Merpati Perdamaian Muaro Lasak Kota Padang kembali mengumandangkan pesan persatuan dan perdamaian. Kali ini lewat sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode Pagelaran Seni Budaya tradisional Minangkabau.
Pagelaran seni budaya adalah salah satu metode sosialisasi Empat Pilar, selain lomba cerdas cermat (LCC), FGD, ToT, Debat Konstitusi, Kemah Empat Pilar, dan berbagai metode lainnya.
Dua tahun lalu, tepatnya 2016, pada saat Monumen Merpati Perdamaian ini diresmikan, tercatat perwakilan dari 36 negara di dunia hadir, dan menggelorakan semangat perdamaian ke seluruh dunia. Dan, Sabtu (8/9/2018), semangat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman juga digelorakan dari Monumen Merpati Perdamaian melalui kegiatan Sosialisasi Empat Pilar dengan metode Pagelaran Seni Budaya.
BACA JUGA: Pendiri Bangsa Bercita-cita Bentuk Negara Adalah NKRI
Wali Kota Padang, Mahyeldi Asharullah, selaku tuan rumah, menyatakan, Kota Padang telah beberapa kali menjadi tuan rumah event internasional untuk perdamaian dunia.
Hari ini, kata Mahyeldi, berlangsung peristiwa penting yang dihadiri tamu luar biasa, anggota MPR dari Jakarta. Tujuannya, menggelorakan samangat persatuan dan kesatuan.
BACA JUGA: Mahyudin: Pancasila Hebat, Bangsa Lain Iri dengan Indonesia
Dr. Hermanto, SE., MM., atas nama pimpinan MPR membuka secara resmi Pagelaran Seni Budaya tradisional Minang ini. Selain Wali Kota Padang, hadir juga dalam acara ini anggota MPR Fraksi Demokrat Drs. Guntur Sasono, M.Si., anggota MPR Fraksi Hanura Capt. Djoni Rollindrawan, pejabat dari Bappenas Dewi Soetijaningaih dan Ahmad Khafi Ghana, pejabat SKPD dan Forkompimda Kota Padang, serta para tamu undangan dan masyarakat.
Hermanto dalam sambutannya menyatakan Sumatera Barat memang kaya dalam hal kegiatan menggelorakan perdamaian dunia. Monumen Merpati Perdamaian yang dibangun dalam rangka Multilateral Naval Exercise Komodo 2016 ini, menurut Hermanto, salah satu bukti kita melaksanakan perintah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yakni Indonesia turut serta menciptakan perdamaian dunia.
BACA JUGA: Perlu Meminimalkan Isu SARA Dalam Kontestasi Politik
Kalau kita cernati, kata Hermanto lebih lanjut, sosialisasi Empat Pilar dengan metode pagelaran seni budaya ini adalah cara untuk mengungkapkan semangat kesatuan dan persatuan. Karena seni adalah rasa, dan itu sejalan dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
Oleh karena itu, Hermanto berharap, soaialisasi Empat Pilar melalui seni budaya ini harus terus dikembangkan. “Melalui seni budaya kita harus betul-betul memahami nilai-nilai Empat Pilar dalam keberagaman,” ungkap anggota MPR asal Sumatera Barat ini.
Sementara itu Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah selaku Ketua Panitia Pelaksana pagelaran Seni Budaya Empat Pilar MPR menyatakan, sebagai salah satu metode sosialisasi Empat Pilar, pagelaran seni budaya ini diselenggarakan di berbagai daerah dengan segmen masyarakat dan jenis kesenian di masing-masing daerah.
Siti Fauziah menunjuk salah satu contoh ketika MPR menyelenggarakan pagelaran seni budaya di Kabupaten Pelalawan, Riau, beberapa waktu lalu. Di sana ditampilkan salah satu jenis kesenian, yakni seni bertutur Nyanyi Panjang, sebuah kesenian yang hampir punah, dengan penutur yang sangat terbatas.
Jadi, menurut Siti Fauziah, pagelaran seni budaya ini adalah upaya MPR untuk ikut melestarikan seni bidaya daerah. Karena, dia berpendapat, dalam setiap seni budaya tradisional mengandung nilai-nilai luhur.
“Melalui sosialisasi ini kita berharap bisa memberikan makna kepada generasi penerus dalam menjalani kehidupannya sehari-hari,” katanya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jurus Cak Imin Semangati Murid Sekolah Darurat di Lombok
Redaktur : Tim Redaksi