jpnn.com, JATINANGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dapat menjadi pilar kemajuan bangsa.
Dia menyampaikan hal tersebut saat memberikan ucapan selamat atas dies natalies ke-67 IPDN pada Jumat (17/3).
BACA JUGA: Di Hadapan Praja IPDN, Ketua KPU Tegaskan Pemilu Tetap Dilaksanakan Pada 2024
Jokowi juga berpesan agar IPDN mampu beradaptasi menguasai ilmu, teknologi terbaru, memiliki kompetensi, dan keahlian untuk meningkatkan produktivitas serta daya saing.
"IPDN sebagai kampus pencetak pamong praja unggul tidak boleh tertinggal, harus bergerak cepat menyiapkan SDM yang kreatif dan inovatif, yang menguasai keahlian masa depan dan siap bekerja dengan penuh dedikasi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan kelas dunia," ujar Jokowi.
BACA JUGA: Praja IPDN Diminta Memperkuat Disiplin Ilmu Pemerintahan
Sementara itu, Rektor IPDN Hadi Prabowo menyampaikan orasi ilimahnya terkait 'Strategi Pengelolaan pendidikan tinggi kepamongprajaan dalam mewujudkan kader pamong praja yang professional dan berkelas dunia'.
Hadi menyebutkan bahwa proses globalisasi saat ini makin pesat dan masif, terutama sejak era digital atau era industri 4.0 dengan ditandai munculnya era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity) yang memerlukan strategi baru baik dalam dunia bisnis maupun pemerintahan.
BACA JUGA: Sambut Dies Natalis Ke-67, IPDN Gelar Seminar Hingga Perlombaan
Menurutnya, globalisasi akan membuat negara-negara makin terkoneksi. Namun, yang terdampak globalisasi bukan hanya manusia dan informasi tetapi juga berpengaruh terhadap isu dan permasalahan.
"Oleh sebab itu memasuki era digital atau era industri 4.0 tata kelola pemerintahan perlu ditransformasi. Transformasi dilakukan pada aspek kebijakan, sumber daya manusia dan proses bisnis," tutur Hadi Prabowo.
Transformasi tata kelola pemerintahan, kata Hadi, dapat mengadopsi paradigma (dynamic governance) melalui kebijakan dengan melakukan transformasi pola pengaturan menjadi lebih fleksibel, delegasi untuk memperpendek rantai pengambilan keputusan, think ahead, think across dan think again.
Aspek lain yang perlu bertransformasi, yakni sumber daya manusia yang mampu mengidentifikasi masalah dengan cermat, berkolaborasi, menguasai teknologi informasi, dan memiliki integritas sebagai soft skill menghadapi tantangan global serta nasional.
"Aspek terakhir yang perlu dilakukan tranformasi ialah proses bisnis yang agile, maksudnya adalah proses bisnis yang dinamis, fleksibel, organisasi yang lebih mobile dan interoperabilitas," kata Hadi.
IPDN, lanjut Hadi, telah melakukan transformasi global di ranah pendidikan tinggi kepamongprajaan, seperti penataan kurikulum, digitalisasi proses bisnis melalui smart campus, optimalisasi laboratorium program studi untuk mendukung proses pembelajaran.
Selain itu, persiapan pendidikan luar negeri melalui pelatihan persiapan beasiswa LPDP, penguatan penelitian, transparansi sistem rekrutmen calon praja, dan pemenuhan standar pendidikan tinggi.
"Saya berharap IPDN dapat menghasilkan lulusan siap kerja dalam lingkungan yang kompleks dan unpredictable, mampu menyesuaikan diri dengan perubahan, mempertimbangkan peristiwa-peristiwa baru dengan prinsip 3 T (think ahead, think across and think again) serta memiliki entrepreneur," papar Hadi.(esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad