Pesan Terakhir Korban Pembunuhan Selingkuhan Istri pada Anak

Senin, 10 Desember 2018 – 23:18 WIB
Kedua tersagka saat digiring menuju sel tahanan Mapolres Asahan. Foto: Perdana Ramadhan/ Metro Asahan

jpnn.com, ASAHAN - Sebuah rekaman video amatir terkait kasus pembunuhan Rudi Selamat, 45, yang dilakukan selingkuhan istrinya bernama Mahyaruddin sempat beredar di media sosial.

Dalam video tersebut, terlihat Novi bersama adiknya menangis histeris memanggil nama bapaknya yang terkapar di pinggir jalan bersimbah darah dan menjadi tontonan warga.

BACA JUGA: Menangis, Susilawati Bilang Mencintai Pria Pembunuh Suaminya

Di rekaman itu, tangan Rudi sebelum meregang nyawa sempat bergerak-gerak. Sialnya tak ada satu pun warga yang berinisiatif melarikan korban ke rumah sakit. Video itu diabadikan salah seorang warga dan ramai di jagad maya.

Novi, 19, menceritakan, meninggalnya korban ternyata berawal dari kerinduan adiknya YF, 3, kepada sang ibu, Susilawati alias Susi, istri korban.

BACA JUGA: Ayah Dibunuh Selingkuhan Ibu, Anak Korban Menangis Histeris

Baca: Menangis, Susilawati Bilang Mencintai Pria Pembunuh Suaminya

Korban sudah dua kali menikah. Setelah istri pertamanya meninggal karena sakit, korban kemudian menikah lagi dengan Susi. Sedangkan Novi dan FY adalah anak dari Susi.

BACA JUGA: Alasan Susilawati Tega Habisi Nyawa Suami Demi Selingkuhan

“Sebenarnya Bapak sudah tak peduli lagi sama mamak. Karena dia (mamak) sudah dua tahun kek gini. Tapi bapak tetap sabar,” kata Novi sambil menggendong adiknya yang masih berusia tiga tahun di Mapolsek Prapat Janji usai dimintai keterangan oleh penyidik di polsek setempat.

Baca: Ayah Dibunuh Selingkuhan Ibu, Anak Korban Menangis Histeris

Jauh hari sebelum peristiwa nahas itu terjadi, korban selalu berpesan kepada tiga anaknya dari istri pertama (saudara tiri Novi) agar tidak meniru sikap istrinya (Susi, red).

”Sebelum meninggal bapak sering pesan sama kami untuk tidak mengikuti sikap mamak,” katanya lagi.

Menurutnya, awal pertemuan maut pagi itu, kala adiknya FY sudah lama ingin bertemu dengan ibu mereka.

Kemudian korban yang tak sanggup melihat anak bungsunya terus meminta bertemu ibunya, lalu berusaha mencari tahu tempat tinggal dan alamat sang ibu.

Puncaknya, pagi itu, korban bersama Novi dan FY menemukan kontrakan Susi di Kampung Aek Polan, Kecamatan Buntu Pane.

Sekitar pukul 06.30 WIB mereka sampai di kampung itu. Namun pertemuan itu malah membuat korban dan pelaku terlibat adu mulut yang berujung duel maut dan mengakibatkan korban meninggal dunia.

“Bapak ditikam di depan kami. Setelah dia menghabisi Bapak, kami dikejarnya sambil bawa pisau. Aku langsung gendong adikku lari sekencang-kencangnya,” aku Novi.

Berhasil melarikan diri dan meminta pertolongan warga, Novi dan adiknya lolos dari maut. Setelah memastikan korban sudah tak bernyawa, pelaku kemudian kabur bersama wanitanya (Sus) dengan mengendarai sepedamotor Honda Vario yang sebelumnya digunakan korban mendatangi rumah pelaku.

“Sudah dibunuhnya Bapak. Kereta kami pun dilarikannya. Adikku sampai shock dan nangis terus kalau lihat orang,” katanya. (per/des/ma)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pensiunan TNI Tewas Dihantam Cucu Sendiri dengan Palu


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler