Pesan TGB untuk Umat Islam Jelang Pemilu 2019

Sabtu, 08 Desember 2018 – 05:05 WIB
Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, MATARAM - Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) M Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) yang kini kian aktif berdakwah mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga persaudaraan di tengah perbedaan politik jelang Pemilu 2019. Menurutnya, urusan politik apalagi cuma pemilu yang lima tahun sekali tidak boleh mengalahkan silaturahmi.

"Urusan politik jangan korbankan persaudaraan. April kan selesai, dendeq keras laloq, kalah laun (jangan keras sekali, kalah nanti, red),” katanya di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Mataram, Jumat (7/12).

BACA JUGA: Sekali Diperiksa, Habib Bahar Langsung Jadi Tersangka

Gubernur NTB periode 2008-2018 ini menegaskan, semua pihak harus menjaga adab dan akhlak. "Kita jaga akal sehat kita," tegasnya.

TGB melanjutkan, ada ribuan hadist. Dari ribuan hadist itu tak ada satu pun yang meriwayatkan Nabi Muhammad SAW mengumpat orang lain, apalagi di depan khalayak.

BACA JUGA: Respons Menyejukkan Kiai Maruf soal Kasus Habib Bahar

"Sekarang alasannya (mengumpat) karena ada kezaliman. Memangnya dahulu tidak ada kezaliman?" ujarnya.

Doktor ahli tafsir lukusan Universitas Al Azhar Kairo itu menambahkan, umat Islam harus menunjukkan kelembutan. TGB lantas menceritakan kisah ketika Nabi Muhammad dikasari, tapi malah membalasnya dengan kelembutan.

BACA JUGA: Kasus Habib Bahar Masuk Penyidikan, Tersangkanya Belum Ada

Salah seorang sahabat, kata TGB, melihat perbedaan antara Rasulullah dengan nabi-nabi terdahulu. Perbedaannya ada pada permaafan dan kelembutan.

“Ia (sahabat, red) melihat banyak tanda dari nabi sebelumnya. Ada dua tanda yang hanya ada di Nabi Muhammad yaitu kemaafan mendahului kemarahan dan kehalusan ketika dikasari. Kok kita sebagai umatnya kasar, tidak pantas," tegasnya.

TGB juga menceritakan kisah tentang Khalifah Harun al Rasyid yang didatangi rakyatnya. Ternyata, rakyat itu mengomeli Khalifah Harun al Rasyid terkait kebijakannya.

Akhirnya Harun al Rasyid meminta rakyatnya berbicara halur.  "Harun Al Rasyid berkata, ‘saya tidak lebih buruk dari Firaun dan anda tidak lebih baik dari Nabi Musa, kok bicara kasar’,” tutur TGB.

Dari kisah itu, kata TGB, kritik tetap harus disampaikan dengan cara-cara yang baik. "Raja Harun Al Rasyid itu siap menerima nasihat namun dengan cara yang baik," katanya.(sat/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kritik Keras Tsamara PSI untuk Fadli Zon soal Kinerja DPR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler