jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani berharap para calon jemaah haji mau mengikuti program vaksin ketiga atau booster agar mereka tidak mengalami gejala parah saat terjangkiti Covid-19.
Muzani mengatakan itu saat menghadiri acara Manasik Haji Majelis Taklim Perempuan Ikatan Haji Perempuan Indonesia (IHPI) di Masjid Darussalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (16/1).
BACA JUGA: Ini Karya Besar Haji Lulung dalam Memajukan Budaya Betawi yang Harus Diketahui
Anggota Komisi X DPR Hj Himmatul Aliyah turut mendampingi Muzani dalam acara yang dihadiri ribuan jemaah haji tersebut.
"Ibu-ibu, saat ini dunia belum menemukan obat dari penyakit Covid-19. Maka satu-satunya yang mungkin dilakukan untuk terhindar dari bahaya Covid-19 ialah vaksin," kata Muzani dalam keterangan persnya, Minggu.
BACA JUGA: Haji Romli, Elon Musk, dan Kiamat
Pemerintah, kata Sekjen Gerindra itu, sudah menjalankan program booster sejak 15 Januari 2021.
Hal itu menjadi bentuk kepedulian pemerintah demi menjaga kesehatan rakyat Indonesia.
BACA JUGA: Istri Haji Faisal Mengenang Momen Penting Bagi Bibi Ardiansyah dan Vanessa Angel
Muzani mengatakan bahwa data yang ada menunjukkan 145 ribu orang Indonesia wafat setelah terjangkiti Covid-19.
"Vaksinasi booster ini adalah bentuk perhatian pemerintah, bentuk kesungguhan pemerintah dalam menjaga kesehatan rakyat," tutur dia.
Legislator Daerah Pemilihan I Lampung itu mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang memutuskan booster gratis bagi rakyat.
"Keputusan pemerintah menggratiskan vaksin booster tepat, kami harus apresiasi," papar Muzani.
Indonesia saat ini telah masuk ke dalam daftar hijau pemerintah Arab Saudi terkait negara-negara yang diberikan izin untuk mengirim jemaah umrah.
Anggota Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah meminta calon jemaah umrah bisa mengikuti informasi tentang aturan yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi.
Sebab, kata dia, selama pandemi banyak aturan yang dibuat oleh pemerintah Arab Saudi berkaitan dengan pelaksanaan umrah.
"Ibu-ibu harap perhatikan aturan-aturan yang ada di Arab Saudi, ya, karena selama pandemi ini ada banyak perubahan peraturan. Misalnya, terkait dengan protokol kesehatan," tuturnya. (ant/dil/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Adil
Reporter : Aristo Setiawan