Pesantren Kembangkan Pertanian Melalui KSTM di Bangkalan

Selasa, 09 April 2019 – 07:35 WIB
Kementan meluncurkan Program KSTM yang menyasar 230 santri dari 23 pesantren yang berlangsung di Pondok Pesantren Al Hikam, Kelurahan Tonjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Senin (8/4). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BANGKALAN - Dalam upaya percepatan pembangunan pertanian di Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, JawaTimur, Kementerian Pertanian meluncurkan Program Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) di Kabupaten Bangkalan yang menyasar 230 santri dari 23 pesantren.

Program ini ditandai dengan pembukaan kegiatan bimbingan teknis peningkatan kompetensi KSTM oleh Bupati Bangkalan, R. Abd. Latif Amin Imron di Pondok Pesantren Al Hikam, Kelurahan Tonjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Senin (8/4).

BACA JUGA: Kementan Rajin Gelar Monev agar Alsintan Tepat Sasaran

BACA JUGA: Legalisasi LAZ di Pondok Pesantren Tingkatkan Ekonomi Kerakyatan

Dalam kegiatan yang dihadiri Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, para kepala dinas dan pimpinan pesantren di Kabupaten Bangkalan, bersamaan juga dibagikan bantuan bahan praktik berupa 11.500 ekor ayam, 23.000 kg pakan ayam, 23 paket obat/vitamin/vaksin serta bantuan pembuatan kandang sebanyak 23 unit.

BACA JUGA: Menteri Amran Optimistis Polbangtan Cetak Generasi Petani Milenial Sukses

Menurut Kuntoro Boga Andri, pesantren dan santrinya memiliki posisi strategis dalam percepatan pembangunan pertanian dan regenerasi petani. Pesantren sebagai institusi pendidikan harus didorong untuk mengajarkan lifeskill yang bisa mengembangkan potensi daerahnya.

"Para santri yang merupakan generasi muda memiliki potensi besar untuk sebagai penerus SDM atau tenaga kerja di sektor pertanian. Oleh karena itu kita harus bina mereka dan ajak mereka terjun ke dunia pertanian, salah satunya melalui KSTM ini," ucapnya.

BACA JUGA: Langsung Turun di Sektor Pertanian, PBNU Dorong Peningkatan Produksi

Melalui bimbingan teknis tersebut, tambahnya, selain diharapkan terjadi peningkatan kompetensi, para santri bisa bergabung dalam KSTM sebagai media organisasi pembelajaran dalam dunia pertanian dan pengembangan usaha.

Terkait potensi daerah, Bupati R. Abd Latif Amin Imron atau yang biasa dipanggil Ra Latif ini menyebutkan Bangkalan sebagai gudangnya pondok pesantren di Jawa Timur. "Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, terdapat 231.000 Pondok Pesantren dengan dan 805 madrasah diniyah yang berada di Kabupaten Bangkalan,” ucapnya.

Selain itu, menurut Ra Latif, Bangkalan juga memiliki potensi di sektor pertanian dengan 70 persen penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di Kabupaten ini ada 29.000 ha lahan sawah dengan produksi padi mencapai 32.000 ton per tahun dan jagung sebanyak 132.000 ton per tahun. "Juga ada komoditas lokal yang juga potensial seperti durian, salak dan cabe jamu," ucapnya.

Meski demikian, sambung Ra Latif, beberapa indikator masih menunjukkan Bangkalan sebagai daerah tertinggal. Menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 60 persen desa di Bangkalan dan 15% penduduknya termasuk kategori tertinggal. "Ketertinggalan ini identik dengan desa dan pertanian, sehingga obat mujarab membangun desa adalah dengan membangun pertanian," tegasnya.

Ra Latif juga sangat mendukung program KSTM tersebut karena selaras dengan program prioritas daerah yang disusunnya, yakni program santri enterpreneur dan penumbuhan 1000 wirausahawan di tiap kecamatan.

“Saya merasa bahagia karena program kerja prioritas ini bisa berjalan selaras dengan program santri tani milenial dari Kementerian Pertanian,” ungkapnya.

Bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan tersebut dilangsungkan selama dua hari, tanggal 8-9 April 2019. Selanjutnya para santri yang tergabung dalam KSTM tersebut akan mendapatkan pendampingan dan bimbingan dari para penyuluh.

Dalam laporannya, Kepala Bidang Program dan Evaluasi BBPP Ketindan, Riza Fakhrizal menyebutkan Kabupaten Bangkalan sebagai kabupaten kedua setelah Sumenep yang telah melaksanakan program KSTM di Pulau Madura.

Program santri milenial ini, menurutnya bisa mendorong percepatan pembangunan di daerah, khususnya dari sektor pertanian. Program tersebut sejalan dengan program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Simbiosis Mutualisme Subak dan Alsintan dari Kementan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler