jpnn.com - JUBA - Dunia penerbangan internasional seolah tiada henti didera duka. Kali ini pesawat kargo buatan Rusia Antonov An-12 terjatuh kemarin (4/11) di dekat Sungai Nil Putih, di Sudan Selatan. Setidaknya, 41 orang tewas.
Korban bukan hanya berasal dari awak pesawat, tapi penduduk yang ada di darat juga tewas karena tertimpa pesawat yang jatuh itu.
BACA JUGA: Ini Total Wartawan dan Petugas Media Di Pakistan yang Ditembak Mati Taliban Sejak 2002
Pesawat nahas tersebut tinggal landas dari Bandara Internasional Juba menuju pengilangan minyak Paloch. Hanya berselang beberapa saat, pesawat itu tiba-tiba menukik turun dan akhirnya terjatuh di bantaran Sungai Nil Putih.
Ekor pesawat dan puing-puing badan pesawat berserakan di sepanjang tepi anak sungai Nil tersebut. Jarak antara lokasi jatuhnya pesawat dan bandara hanya 800 meter.
BACA JUGA: Lawan Rusia dan AS, Al-Qaeda Beri Sinyal Merapat ke ISIS
Juru Bicara Kepresidenan Ateny Wek Ateny tidak bisa memastikan jumlah penumpang di dalam burung besi tersebut. Penumpang dan kru di dalam pesawat berjumlah 20 orang.
Namun, mungkin ada 10-15 penumpang tambahan. Seorang anak-anak yang menjadi penumpang dan seorang kru berhasil selamat. Beberapa orang di darat juga tewas karena pesawat nahas itu menabrak area yang biasa dipakai nelayan setempat untuk mencari ikan.
BACA JUGA: Lima Artis Indonesia Ini Jadi Bintang Film Dewasa Papan Atas di Amerika
Di area tersebut juga ada perkampungan petani lokal. Pesawat itu hampir saja menghantam pasar. Namun, pilot berhasil membelokkan pesawat sehingga terjatuh di tepi sungai.
''Kami harus mengonfirmasi dulu berapa sejatinya orang-orang di dalam pesawat,'' ujar Ateny. Tidak diketahui pesawat tersebut memang tak pernah memiliki manifes penerbangan setiap kali beroperasi atau tidak. Namun, Reuters melaporkan bahwa di lokasi ada 41 jenazah. Proses pencarian korban yang terluka maupun tewas masih dilakukan.
Beberapa media lokal melaporkan bahwa lima korban merupakan kru berkebangsaan Rusia. Juru bicara perwakilan diplomatik Rusia di Uganda menyatakan bahwa mereka telah menghubungi pejabat di Sudan Selatan terkait dengan tragedi tersebut. (Reuters/AFP/BBC/The Guardian/sha/c20/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wartawan Tewas Ditembak di Filipina, Kasus ke-32 Selama Aquino Berkuasa
Redaktur : Tim Redaksi