jpnn.com - PAN GKALAN BUN – Detik-detik jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 sempat disaksikan dari jarak sangat dekat oleh dua nelayan.
Hatman (78) dan anaknya, Juhriansyah (35) mengaku melihat sekitar satu menit pesawat AirAsia itu berkali-kali menabrak awan, berbelok, lalu meluncur dengan kemiringan 45 derajat ke lautan.
BACA JUGA: Kapal Ikan Angkut 10 Karung Sabu Senilai Rp 1,6 Triliun
Juhriansyah paling jelas melihat kecelakaan udara itu. Warga Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) ini menyaksikan dari jarak sekitar satu kilometer saat pesawat yang dipiloti Kapten Iriyanto itu sesekali masuk dan keluar awan.
BACA JUGA: Dikritik AS, Ini Tanggapan Kepala Basarnas
“Saat itu, kami sedang melabuh (memasang, Red) pukat ikan di perairan Senggora,” ujar Hatman ditemui Palangka Ekspres (Grup JPNN) di kediaman Kepala Urusan Pemerintahan Desa Kubu, Kecamatan Kumai.
Sesaat melabuh, terang Hatman, anaknya melihat pesawat muncul di balik awan dari jarak sekitar 750 depa (1 depa setara sekitar 1,5 meter). Peristiwa itu sangat aneh bagi Juhriansyah.
BACA JUGA: Datangkan Alat Khusus agar Stamina Penyelam Tetap Jos
Anaknya bahkan terheran-heran melihat pergerakan pesawat. “Handal bujur (hebat sekali) pilot pesawat nih, awan tabal (tebal) ditabraknya sampai bebunyi (berbunyi) slup...slup...slup...,” ujar Hatman ini menirukan perkataan putranya saat melihat pesawat terbang rendah.
Hatman juga menjelaskan, pesawat saat itu terlihat terbang miring seperti mau berputar, namun akhirnya menukik tajam lalu menjauh dari mereka sekitar 50 mil dan jatuh ke laut sekitar paluh selatan (laut dalam bagian selatan).
Tak lama kemudian terdengar suara dentuman keras. Hatman menduga mesin pesawat saat meluncur kencang sudah dalam keadaan mati.
Ia mengaku posisi kapalnya dengan pesawat hanya berjarak sekitar 750 depa. “Kalau meter saya tidak tahu Mas. Nelayan (di sini) seperti kami tahunya cuma (dengan istilah) depa,” ujarnya.
Setelah kembali melaut, terang Hatman, dia langsung menceritakan kejadian yang disaksikan kepada perangkat Desa Kubu, Aliansyah, yang selanjutnya diteruskan ke polisi perairan Polres Kobar.
Aliansyah sendiri membenarkan cerita Hatman. “Karena cuaca di laut buruk, keterangan Hatman tidak langsung ditindaklanjuti,” ucap Aliansyah ditemui terpisah di rumahnya.
Meski saat ini sejumlah jenazah sudah ditemukan, namun lokasi pasti jatuhnya pesawat belum diketahui.
Untuk itu, harap Aliansyah, dia ingin Basarnas mempertimbangkan kesaksian Hatman. “Hatman lebih tahu detail (jatuhnya pesawat), karena jaraknya lebih dekat dengan lokasi dibanding saksi-saksi lain,” katanya.
Aliansyah mengaku sudah bicara kepada Hatman bahwa satu-satunya motif memberi kesaksian murni karena kemanusiaan. “Sedikitpun dia (Hatman) tidak punya niat untuk mendapat hadiah, dia hanya ingin pesawat dan korban yang belum dievakuasi ketemu,” pungkas Aliansyah.
Sementara itu, Kapten Kapal TB Ocean Raider 15, Dimyadi, sudah mendengarkan keterangan dari Hatman tersebut. Menurutnya, jika saat itu Hatman berada di Gosong Senggoro, dia memperkirakan jatuhnya pesawat AA QZ8510 itu 50 mil di laut dalam selatan.
“Berarti terletak di 03 53 Lintang Selatan – 111 19 Bujur Timur,” jelas Kapten yang sudah 35 tahun terjun di dunia kemaritiman itu. “Lokasi itu tidak jauh dari Zona III pencarian yang ditetapkan Basarnas,” katanya lagi.
Dimyadi mengaku meski sudah menggunakan beberapa peralatan canggih, namun dia juga paham ilmu pelayaran para nelayan tradisional.
“Saya dulu juga lama jadi nelayan tradisional Mas, jadi saya tahu lokasi mana yang ditunjukkan para nelayan pantai Kubu,” ujarnya menyakinkan.
Sebenarnya, aku Dimyadi, dia juga sempat mendengar keterangan saksi Hatman terkait jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dari awak kapalnya. Mendapat informasi itu, TB Ocean Raider 15 yang dikemudikannya dan TB Ocean Raider 14 langsung menyisir lokasi yang ditunjuk tersebut.
“Hasilnya, kami berhasil mengevakuasi dua jenazah (Hayanti Lutfiah pramugari AirAsia QZ8501 dan Kevin Alexander),” kata Dimyadi. “Itu menjadi evakuasi pertama,” tambahnya. (fit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bau Menyengat dari Korban AirAsia, Lantai RS Disemprot Antibakteri
Redaktur : Tim Redaksi