Peserta Amnesti Pajak Paling Suka Investasi Sukuk

Selasa, 27 Desember 2016 – 08:43 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Accounting Group Head PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Suhendar mengatakan, hingga akhir November 2016, harta deklarasi tax amnesty mencapai Rp 6,64 triliun.

Jumlah wajib pajak yang dilayani di satu-satunya bank gateway syariah itu sebanyak 978 peserta.

BACA JUGA: Tebusan Tax Amnesty Tahap Kedua Turun Drastis

Sekitar 84 persen merupakan wajib pajak (WP) orang pribadi.

”Nominal tax amnesty (dana repatriasi) pada kami mencapai Rp 136,11 miliar,” kata Suhendar.

BACA JUGA: Bayar PBB-P2 Kini Bisa Lewat ATM

Salah satu produk investasi yang diminati peserta tax amnesty di BSM adalah sukuk.

Produk berbasis utang itu dianggap sebagai instrumen investasi yang aman dan berisiko rendah.

BACA JUGA: Ssttt... Akom Difitnah Terima Rp 100 M demi Tax Amnesty

Selain Bank Syariah Mandiri, Bank OCBC NISP hingga akhir November lalu memperoleh tambahan likuiditas dari dana repatriasi Rp 3,5 triliun.

Total WP yang mengurus tax amnesty di bank milik OCBC group Singapura itu sebanyak 7.700 WP.

”Banyak produk yang kami tawarkan kepada nasabah, mulai yang berisiko rendah sampai yang tinggi,” ujar Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja.

Namun, dia mengakui, nasabah masih berhati-hati karena mayoritas dana repatriasi ditempatkan pada instrumen deposito.

Hal tersebut diyakini akan terus terjadi hingga Maret 2017 atau ketika program tax amnesty berakhir.

Alasannya, nasabah saat ini masih berfokus pada perekonomian global, terutama rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS.

”Deposito memang produk yang memberikan keuntungan paling rendah daripada yang lain. Meski kami menawarkan produk lain seperti saham dan reksa dana, orang masih konservatif sejauh ini,” ungkapnya.

Sikap yang cenderung wait and see itu diyakini akan terus berubah seiring bunga deposito yang terus menurun.

Bank OCBC NISP baru-baru ini juga menawarkan produk trust untuk peserta tax amnesty, tapi masih dalam tahap sosialisasi.

Berbeda dengan Parwati, CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengaku masih mengunggulkan produk reksa dana.

Salah satu yang diunggulkan adalah reksa dana global berdenominasi dolar AS (USD).

 ”Harus banyak pilihan untuk customer. Kalau trust, rasanya kami belum akan main ke sana. Belum terpikir,” tuturnya.

Hingga Jumat (23/12), nilai deklarasi harta tax amnesty mencapai Rp 4.096 triliun.

Dari jumlah tersebut, deklarasi harta dalam negeri cukup mendominasi dengan nilai mencapai Rp 2.959 triliun atau sebesar 72,24 persen dari jumlah total.

Sementara itu, dana repatriasi baru sebesar Rp 141 triliun atau 14,1 persen dari target Rp 1.000 triliun.

Untuk uang tebusan, jumlahnya mencapai Rp 103 triliun atau 62,42 persen dari target sebesar Rp 165 triliun. (rin/c5/noe)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
pajak   tax amnesty  

Terpopuler