Tim Flicker, peserta program pertukaran Pemuda Australia dan Indonesia asal Melbourne, menceritakan pengalamannya saat ikut dengan keluarga angkatnya memanen durian dan rambutan. Sebuah pengalaman yang unik bagi dirinya dan peserta lainnya, saat berada di sebuah desa di Kalimantan Barat.
BACA JUGA: Australia Kekurangan Pasokan Kulit dan Jaringan Manusia
Pada hari Minggu tanggal 20 Desember saya berjalan ke kebun durian bersama dengan keluarga angkat saya, termasuk Abdi Kurnianto, Irfan Nurmizan dan teman saya, Lalu Mandra Maya.
Aktivitas memanen durian dan rambutan dilakukan secara rutin oleh sejumlah warga di desa Lumbung, Kalimantan Barat.
BACA JUGA: Pramuka Indonesia Ikuti Jambore Australia 2016
Tapi tentu saja ini merupakan pengalaman yang sangat unik bagi saya. Dari pengalaman ini, saya jadi belajar dan mengetahui cara memanen durian dan rambutan.
Saya juga berkesempatan makan durian dan rambutan yang nyaman inyang, atau artinya enak sekali. Saat pergi ke kebun durian pun, saya sempat melihat ladang-ladang dan pemandangan cantik di sekitar desa Lumbang.
BACA JUGA: Sektor Pertambangan Australia Diperkirakan Belum Akan Membaik di Tahun 2016
Walaupun cuaca tidak mendukung perjalanan kami, tapi sangat senang sekali bisa melihat keluarga angkat saya memanen durian dan rambutan.
Kakak angkat saya, Abdi menjelaskan bahwa proses memanen durian membutuhkan lumayan banyak waktu. Kita harus menunggu sampai durian jatuh dari pohon dan bukan memetiknya dari pohon.
Abdi juga mencerita tentang proses membuat tempoyak.
Biasanya tempoyak diambil dari durian yang telah matang dan membusuk serta disajikan untuk makan siang atau makan malam.
Mari tonton video saya bersama dengan Abdi dan Irfan saat memanen durian dan rambutan, disini.
Tulisan ini dibuat oleh Tim Flicker, peserta program Petukaran Pemuda Indonesia Australia (PPIA) atau juga disebut AIYEP yang sedang berada di desa Lumbang. Sementara video digarap oleh Tim Flicker dan Jannatul Firdaus. Program AIYEP didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, lewat Australia-Indonesia Institute dan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Indonesia. Salah satu tujuannya untuk mendorong pemahaman budaya diantara kedua Negara.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebakaran Ban Sebabkan Asap Hitam Terlihat di Sejumlah Kawasan Melbourne