jpnn.com, SAMBAS - Pesona crossborder atau daerah perbatasan di Sambas, Kalimantan Barat, memikat wisatawan asal Brunei Darussalam.
Sebanyak 47 wisatawan asal Brunei melancong ke Sambas melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, pekan lalu.
BACA JUGA: 122 Anak Jadi Korban Kejahatan Seksual
Salah satu yang menjadi tujuan para travelista itu adalah Istana Alwazikhoebillah yang merupakan peninggalan Raden Sulaiman.
Aldes selaku perwakilan Asosiasi Bussines Development Service Indonesia (ABDSI) Korda Sambas mengatakan, para wisatawan itu menghabiskan akhir tahun untuk melancong ke destinasi yang bermuatan sejarah.
BACA JUGA: Kakek Sontoloyo Minta Bocah Lugu Menahan Sakit saat Begituan
“Masyarakat Brunei sangat menunjung tinggi nilai-nilai kerajaan, termasuk kerajaan yang ada di Sambas yang masih berdiri kukuh,” kata Aldes, Kamis (14/12).
Dia menambahkan, ABDSI Korda Sambas dan Persatuan Orang Melayu (POM) Kabupaten Sambas mendapat kesempatan menjadi tour guide bagi para wisman tersebut.
BACA JUGA: Ehem, Pak Bupati Dipayungi Polwan Cantik
“Sesuai dengan tujuan dibentuknya ABDSI adalah sebagai konsultan UMKM. Tidak hanya kerja sama ABDSI dan POM Sambas, kami juga menggandeng pihak Istana Alwazikhoebillah Sambas dalam menyukseskan kunjungan ini,” ujar Aldes.
Menurut Aldes, para tamu itu mendapat sambutan hangat dari pihak istana. Saat itu, mereka disambut dengan tarian khas Melayu dan silat di halaman istana.
Para turis itu juga terkagum-kagum pada budaya Sambas. Setelah itu, wisatawan diajak berkeliling Istana Alwazikhoebillah untuk melihat bangunan maupun koleksi yang dimiliki kerajaan.
Tak hanya itu, para wisman juga diajak menikmati wisata air menggunakan perahu motor untuk menelusuri Sungai Sambas.
Mereka juga mengunjungi galeri UMKM kain tenun khas Sambas di Dusun Semberang, Desa Sumber Harapan, Kecamatan Sambas.
Aldes mengatakan, para travelista itu baru kali pertama datang ke Sambas. Sebelumnya, banyak wisatawan yang datang ke Kalbar. Namun, mereka melancong ke Pontianak dan Singkawang.
Menurut Aldes, kunjungan wisatawan itu memiliki arti positif. Salah satunya dari sisi ekonomi. Menurut Aldes, para turis itu menghabiskan uang Rp 40 jutaan untuk membeli oleh-oleh.
“Ini baru sekali berkunjung. Coba saja kalau setiap hari ada yang berkunjung ke Sambas, berapa uang yang masuk ke Kota Sambas. Ini merupakan peluang besar bagi masyarakat Sambas, khususnya para pelaku UMKM,” ujar Aldes.
Sementara itu, perwakilan POM Kabupaten Sambas Lukman mengatakan, kedatangan para wisman tersebut tidak terlepas dari kemudahan akses.
Dia menambahkan, border Aruk yang sudah dibuka membuat detak perekonomian Sambas berdenyut lebih kencang.
“Inilah salah satu keinginan dari Presiden Jokowi saat meresmikan Border Aruk. Poin pentingnya adalah bisa manfaatkan peluang bisnis seluas-luasnya,” kata Lukman.
Di sisi lain, Pemkab Sambas bukan satu-satunya pihak yang bertekad memaksimalkan crossborder untuk memajukan pariwisata.
Pemkab Kapuas Hulu juga berambisi mendatangkan turis sebanyak-banyaknya pada 2018. Bupati Kapuas Hulu AM Nasir mengatakan, pihaknya akan berupaya meningkatkan kunjungan wisman dari wilayah perbatasan.
Menurut Nasir, Kapuas Hulu memiliki Taman Nasional Danau Sentaru dan Taman Nasional Betung Kerihun yang bisa menjadi daya tarik wisatawan.
Apalagi, posisi Danau Sentarum tidak jauh dari pintu perbatasan RI-Malaysia yang ada di Kecamatan Badau.
“Kami akan terus promosikan Danau Sentarum dengan berbagai cara. Salah satunya kegiatan festival seperti yang diadakan beberapa waktu lalu di Kecamatan Batang Lupar,” tuturnya.
Selama ini, kata Nasir, sudah cukup banyak wisman yang masuk Kapuas Hulu. Mayoritas mengunjungi Danau Sentarum dan Betung Kerihun. Selain itu, ada juga wisman yang mengunjungi objek wisata Bukit Tilung.
“Wisatawan dari Malaysia sering masuk ke Kapuas Hulu untuk mengunjungi Bukit Tilung. Saya berharap ke depan lebih banyak lagi wisatawan yang masuk ke Bumi Uncak Kapuas,” kata Nasir. (andreas/sai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indra Sjafri: Masih Ada Pemain yang Egonya Perlu Diperbaiki
Redaktur & Reporter : Ragil