Pesta Miras Oplosan, Dua Tewas

Kamis, 15 Januari 2015 – 07:37 WIB

jpnn.com - MALANG – Dua warga Desa Tumpukrenteng, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, tewas setelah menenggak miras oplosan. Mereka adalah Irvan, 20, warga Dusun Gurdo, RT 18, RW 5, dan Wahyu alias Mbote, 17, warga Dusun Krajan, RT 5, RW 2.

Irvan dan Wahyu meninggal setelah minum miras dengan dua temannya, Luis Devi Bagus Setiawan, 19, warga Desa Kedok, dan Novan Bayu Pratama, 18, warga Jalan Sidowaras, RT 5, RW 2, Desa Tumpung Renteng, Kecamatan Turen.

BACA JUGA: Ini Anggaran Makan Napi per Hari

Pesta miras tersebut berlangsung di warung milik Miftachul, 45, di Jalan Wahid Hayim, Desa Sananrejo, Kecamatan Turen. Pesta untuk merayakan keberangkatan Bayu yang akan bekerja di Mataram itu berlangsung lama. Mulai pukul 10.00 hingga pukul 22.30 pada Minggu (11/1). Sekitar 4 liter miras dibeli dari pasutri Sutikno dan Sumatri, warga Dusun Bokor, Desa Pagedangan, Kecamatan Turen.

Tanpa tersisa, miras yang ditempatkan di plastik tersebut mereka tenggak habis. Setelah pulang dari warung pukul 22.30, satu per satu peserta pesta miras itu tumbang. Irvan sempat dirawat sebelum tewas pada Senin (12/1) pukul 03.00. Wahyu sempat dilarikan di Puskesmas Turen. Namun, nyawanya tidak tertolong saat akan dirujuk ke RSUD Kanjuruhan. Wahyu meninggal pada Senin (12/1) pukul 06.00.

BACA JUGA: Pejabat Terdakwa Pilihan Jokowi Itu Sudah Dilantik

Sementara itu, Bayu dan Devi yang dirawat di Rumah Sakit Bokor Turen pada Rabu (13/1) dibawa pulang. Bayu menyatakan, pesta miras tersebut dilakukan untuk merayakan keberangkatannya ke Mataram. ’’Karena mau kerja ke Mataram, pesta miras dulu. Sing ngombe (yang minum) empat orang,’’ kata Devi yang masih lemas.

Menurut Bayu, ada dua orang, Angga dan Ali, yang tidak ikut minum. Mereka hanya menemani. ’’Beli 4 bungkus plastik sekitar 4 liter,’’ jelasnya. Setelah minum miras oplosan tersebut, dia mengaku mual, pusing, sakit perut, dan pandangan mulai kabur. ’’Miras tidak dicampur. Sudah dari pembeli dan tidak kita tambah apa-apa,’’ katanya.

BACA JUGA: Dikira Batu Akik, Ternyata Granat

Sementara itu, Devi yang hanya minum sedikit menuturkan, minuman tersebut tidak enak. ’’Minumannya tidak enak, pahit, tidak seperti biasanya,’’ paparnya. Dia mengaku hanya minum dua gelas. Setelah itu, dia pulang. ’’Usai minum langsung mual dan pusing. Perut bagian kanan saya juga sakit,’’ ucapnya.

Sementara itu, dia tidak dibawa ke rumah sakit setelah minum. Devi baru dibawa ke Rumah Sakit Bokor Turen saat dimintai keterangan di Polsek Turen pada Rabu (13/1) pukul 23.00. Harga per liter oplosan itu sekitar Rp 20.000. Minuman tersebut dikemas dalam plastik ukuran 1 kg.

Senenti, pelayan warung, menuturkan bahwa mereka sudah mabuk saat masuk warung. ’’Yang saya tahu minuman tersebut dimasukan ke plastik dan dibungkus kresek hitam,’’ katanya.

AKP Wahyu Hidayat, Kasatreskrim Polres Malang, mengungkapkan bahwa polisi langsung memburu penjual miras oplosan itu. ’’Penjual Sutikno sudah kita amankan berasama istrinya Sumatri,’’ jelasnya.

Pasutri tersebut ditangkap pada Rabu (13/1) sekitar pukul 22.00 di rumahnya. Sutikno diketahui bekerja sebagai pegawai farmasi di Kota Malang. Pencampuran untuk mendapatkan 20 liter miras oplosan tersebut adalah 90 persen alkohol. Setiap 4 liter dicampur 16 liter air dan citrit acid (pemanis buatan). (c15/bh/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Polhut Beber Bukti Perintah agar Perambah Hutan Dilepaskan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler