Pesta Terakhir Bafana Bafana

Kamis, 24 Juni 2010 – 13:04 WIB
Ekspresi beberapa suporter Afrika Selatan setelah timnya berhasil mengalahkan tim Prancis. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
JOHANNESBURG - Piala Dunia 2010 masih tiga pekan lagiNamun, bagi tuan rumah Afrika Selatan (Afsel) pesta empat tahunan itu sudah berakhir

BACA JUGA: Panggilan Negara jadi Mata-mata

Bafana Bafana - sebutan Afsel - kandas di fase grup meski memetik kemenangan 2-1 atas Prancis di Stadion Free State, Bloemfontein, Selasa malam WIB lalu
Afsel dan Prancis tersisih dan harus merelakan tiket ke babak 16 besar dari grup A menjadi milik Uruguay dan Meksiko.

Hasil negatif Afsel sekaligus menjadi catatan sejarah di Piala Dunia

BACA JUGA: Teriak, Naiki Motor Polisi

Yakni, kali pertama tidak ada wakil tuan rumah setelah fase grup (putaran pertama)
Bafana Bafana sekaligus mengulang pencapaian Piala Dunia 1998 di Prancis dan edisi 2002 di Korea Selatan-Jepang yang kandas di fase grup.

Kegagalan Afsel sejatinya sudah menghantui sejak mereka menyerah tiga gol tanpa balas dari Uruguay di laga kedua, 16 Juni lalu

BACA JUGA: Dinamit dan Samurai, Mana yang Bertahan?

Sebagian besar publik negeri Nelson Mandela itu ragu tim asuhan Carlos Alberto Parreira tersebut bakal lolos ke babak 16 besarSelain dituntut menang minimal lima gol tanpa balas, Bafana Bafana harus bergantung Uruguay mengalahkan Meksiko di laga bersamaan di Rustenburg.

Tapi, demi nasionalisme, warga Afsel tetap memberikan dukungan baik di Free State maupun dalam acara nonton bareng (nobar)Salah satunya nobar di FIFA Fan Fest di InnesFree Park, Sandton, Johannesburg.

Para pendukung Afsel sudah menyesaki InnesFree sejak siang"Sejak pukul tiga siang saya sudah di siniItu pun sudah sangat ramai oleh suporter," kata Joseph Undiye, 24, suporter Afsel yang datang dari Wynberg.

Jelang kickoff pukul 16.00, pendukung Afsel makin berjubel, areal di depan layar raksasa penuh sesakBegitu kick off, tepuk tangan dan bunyi vuvuzela membahana di InnesFree ParkInnesFree Park seakan guncang dan bergetar karena teriakan pendukung Afsel ketika Bongani Khumalo membuka keunggulan Bafana Bafana pada menit ke-20.

Atmosfer makin panas setelah Kathlego Mphela membuat skor 2-0 selang 17 menit kemudianSkor itu bertahan sampai turun minum dan disambut girang pendukung Bafana Bafana.

Mereka makin girang ketika announcer mengumumkan bahwa Uruguay unggul 1-0 atas Meksiko"Kami akan mencetak tiga gol itu di babak kedua, kawan," ucap pendukung Afsel dengan aksesoris rambut kribo warna-warni saat jeda pertandingan.

Babak kedua dimulai, tepuk tangan dan bunyi kencang vuvuzela kembali memekakkan telingaNamun, setelah 15 menit berjalan dan tidak ada gol, pendukung Afsel mulai gelisahPuncaknya pada menit ke-70 ketika Florent Malouda memperkecil kedudukan 1-2Gol Malouda seolah menutup laga lebih cepat.

Meski begitu, pendukung Afsel tetap sabar menanti peluit panjang dibunyikanKekecewaan mereka langsung direspons panitia Fan Fest dengan memainkan musik hip hop bernada ceriaCara itu efektifMeski sebagian pendukung Afsel memilih pulang, sebagian masih betah di Fan Fest menikmati alunan musik.

"Karena kami tidak akan bermain lagi, saya tidak ingin melewatkan malam ini (Selasa malam, 22/6, Red) sebagai pesta terakhir Bafana Bafana," tutur Duncan McLeehan, 20, pendukung Afsel yang datang bersama pacarnya.

"Tim sepak bola kami memang gagal memenuhi harapanNamun, negeri kami masih harus menuntaskan tugas sebagai tuan rumah Piala Dunia yang baik," imbuh Duncan yang bersama pacarnya kompak mengecat wajah mereka dengan warna bendera Afsel(dns/cfu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tabloid Keras pun Pasang Foto Suporter


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler