Tabloid 'Keras' pun Pasang Foto Suporter

Kamis, 24 Juni 2010 – 02:17 WIB
Masjid Syekh Yusuf di kampung Macassar, Cape Town. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
Penduduk Cape Town, Afrika Selatan, hampir 80 persen muslimMereka juga menyambut baik perhelatan Piala Dunia yang digelar di kota tersebut

BACA JUGA: Hanya Mendapat Lambaian

Tapi, ada sebuah komunitas muslim di Johannesburg yang membuat edaran melarang anggotanya ikut dalam hiruk-pikuk World Cup.

Laporan KURNIAWAN MUHAMMAD, Johannesburg

EDARAN
itu ditempel di pintu masuk musala di Sandton City Mall
Di salah satu mal terbesar di Johannesburg itu memang disiapkan musala yang cukup untuk menampung paling banyak 50-an orang

BACA JUGA: Bukan Surga untuk Motor

Lokasinya berada di dekat areal parkir di lantai basemen.

Surat edaran tersebut terdiri atas lima lembar
Semuanya ditempel di dekat tempat wudhu

BACA JUGA: Misi Panser: Taklukkan Ghana, Jaga Tradisi

Tanda tangan yang terteran di surat edaran itu tertulis Hazrat Maulana Yunus Patel SahebDisebutkan dalam edaran itu, perhelatan Piala Dunia sarat dengan pesta hura-hura dan lebih mendekatkan pada perbuatan dosa.

Edaran dalam bahasa Inggris itu memang bernada kerasMenurut Saleem, warga Johannesburg (Joburg) keturunan Pakistan yang siang itu salat duhur di musala tersebut, edaran itu memang untuk semua umat IslamTapi, utamanya dikhususkan bagi para anggota sebuah komunitas muslim (semacam ormas Islam) yang dipimpin Hazrat Maulana Yunus Patel SahebApakah banyak anggota komunitas itu? Saleem menyebut dalam kisaran puluhan hingga ratusan orangMayoritas tinggal di Joburg.

"Aku menghormati edaran ituTapi, tak semua isinya saya setuju," kata pria 25 tahun yang bekerja di sebuah konter elektronik di Sandton City itu.

Surat edaran itu, hanya dijumpai di musala Sandton CityKetika berada di Cape Town, saat salat jumat di sebuah masjid di kawasan Strand - 30 menit dari pusat kota Cape Town - surat edaran seperti itu tidak ada.

Di papan pengumuman masjid itu juga tak ada satu pun edaran larangan seperti di musala Sandton CityKetika khatib memberikan sambutan sebelum khutbah, juga tak disinggung hal-hal yang berkaitan dengan Piala DuniaSaat itu, sang khatib hanya mengingatkan tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Di masjid berkapasitas 600 jamaah itu, sebelum khatib naik ke mimbar untuk berkhutbah, lebih dulu dia memberikan sambutan yang berisi nasihatHampir setengah jam lamanya khatib memberikan ceramahSetelah itu, baru dia naik mimbar, kemudian bilal mengumandangkan adzanKhutbahnya menggunakan bahasa Arab, tak sampai lima menit.

Usai salat Jumat, para jamaah dibagikan tabloid Muslim Views yang terbit setiap bulanIni adalah tabloid yang diterbitkan oleh komunitas muslim terbesar di Cape TownMeski tergolong tabloid berhaluan keras, tapi di semua halamannya, sama sekali tak ada yang mengecam seputar pelaksanaan Piala Dunia.

Bahkan di edisi Juni (terbaru), di cover depan ditampilkan foto seorang suporter Bafana Bafana yang berdandan menggunakan wig dan wajah yang dicat dengan warna-warna bendera Bafana-Bafana.

Di Masjid Syeh Yusuf di kawasan Macassar Road, Cape Town, juga tidak ditemukan edaran-edaran seperti di Sandton CityPembangunan Masjid Syeh Yusuf dibiayai pemerintah Indonesia, dan diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada 2002Di masjid yang bisa menampung ratusan jamaah itu selama ini menjadi pusat pendidikan Islam bagi umat muslim di kawasan Macassar Road itu(*/cfu/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setia dengan Topengnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler