Pestisida Ancam Ibu Hamil, Perkembangan Anak, dan Lahan

Minggu, 14 Oktober 2018 – 06:10 WIB
Ibu hamil. Foto Ilustrasi

jpnn.com, BREBES - Penggunaan pestisida untuk pertanian di Kabupaten Brebes, Jateng, dianggap sudah berlebihan. Masyarakat Kota Bawang ini telah tedampak paparan pestisida. Saat ini muncul beberapa penyakit yang ditimbulkan dari pestisida, yakni hipotiroidisme (saat ibu hamil atau saat masa pertumbuhan), berat bayi lahir cacat, dan autisme.

Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes dr Rudi Pangarsami Utami mengungkapkan, efek bahaya pestisida bagi kesehatan manusia di Kabupaten Brebes jika tidak ditangani dengan cepat akan berdampak pada generasi yang akan datang. Saat ini, dampak dari penggunaan pestisida sudah terasa.

BACA JUGA: Angkot Terbakar, Seorang Penumpang Hangus

Rudi menyebut, dampak yang paling terlihat itu adalah pada kesehatan ibu dan anak (KIA) yang menyebabkan hipotiroid . Dimana menyebabkan menurunnya sintesis dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid yang berpengaruh pada petumbuhan dan perkembangan anak.

Sebelum ada penelitian, pihaknya mengetahui penyebab hipotiroid adalah kurangnya asupan gizi berupa iodana atau yodium . Dari beberapa penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, ternyata paparan pestisida dapat menyebabkan hipotiroid pada ibu hamil dan anak di Kabupaten Brebes. Ini sangat berdampak pada gangguan pertumbuhan dan perkembanga anak sejak janin dalam kandungan.

BACA JUGA: Walah, Ratusan Kendaraan Pelat Merah Tunggak Pajak

“Pertumbuhan otak anak itu dimulai sejak sel sperma bertemu dengan sel telur, sampai dengan anak usia 2 tahun (1000 hari pertama kehidupan) pertumbuhan otak sudah 70 persen otak dewasa. Masa ini perlu mendapatkan perhatian,” kata Rudi kepada Radar Tegal (Jawa Pos Group).

Di Kabupaten Brebes, lanjut Rudi, tidak sedikit ibu hamil yang terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan pertanian. Bahkan, mereka tak menggunakan alat pelindung. Antara lain, sarung tangan dan masker. Dengan demikian, paparan pestisida langsung menyerang tubuhnya melalui mulut, pori-pori kulit, dan kelenjar mata.

BACA JUGA: Flyover Rawan Kecelakaan, Warga Mau Surati Jokowi

“Paparan pestisida bisa melalui mulut dengan makanan yang kita makan. Juga bisa melalui pori-pori kulit yang terpapar langsung dengan pestisida. Juga melalui kelenjar mata. Residu organoklorin di Kabupaten Brebes sangat tinggi. Ada aldrin, endosulfan, diaziron, heptaklor, Dieldrin, BPMC, MIPC, fention, karbofuran, diazinon, klotpirifos yang digunakan untuk obat pertanian,” ungkapnya.

Undip melakukan riset tentang dampak pestisida terhadap fungsi tiroid dan tumbuh kembang di Kabupaten Brebes. Tim Peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip Suhartono saat menggelar workshop penyusunan materi sosialisasi pencegahan dampak pestisida terhadap kesehatan masyarakat di Grand Dian Hotel Brebes pada 2017 lalu mengungkap hasil penelitiannya.

Pada saat itu, Suhartono menjelaskan mengenai dampak pestisida terhadap kesehatan masyarakat. Obat kimia tersebut bisa berdampak pada pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan pada keracunan pestisida, dan gangguan fungsi hormon atau gangguan tumbuh kembang anak. Dampak kekurangan di hormon tiroid , yakni pada ibu hamil. Dimana ibu hamil bisa mengalami keguguran (abortus ), gangguan tumbuh kembang, lahir sebelum waktunya ( prematur ), berat badan lahir rendah, bayi lahir cacat.

Sementara, dampak pada anak akan mengalami gangguan tumbuh kembang anak, anak lambat bicara, tinggi badan tidak sesuai umur, dan gangguan kecerdasaan. Hasil penelitian tersebut, masuk dalam kategori tinggi dampak pada bayi, balita, dan usia anak sekolah. Hal itu terbukti faktor risiko pada kejadian stunting (anak pendek).

Dalam penelitiannya, di anak SD Negeri 01 Dukuhlo, prevelensi hipotroidisme pada siswa kelas 3 dan 4 mencapai 36,4 persen atau kadar tiroide stimulating hormone (TSH) lebih dari 4,5 miliunit per liter.

Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes Ir Tanti Palupi mengungkapkan, di Brebes ada 5 desa yang tanahnya terdapat residu pestisida cukup tinggi, yakni klorpirifos dan profenofos . Kelima desa itu yakni, Desa Kersana, Kecamatan Kersana; Desa Siwuluh dan Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba; Desa Sisalam, Kecamatan Wanasari; dan Desa Jatimakmur, Kecamatan Songgom.

“Uji residu yang pernah kami lakukan di sejumlah desa itu adalah residu klorpirifos dan profenofos atau pupuk anorganik itu masih tinggi. Jadi di situ disimpulkan bahwa penggunaan pukuk kimia itu sangat banyak,” katanya.

Residu itu dalam kurun waktu 10 tahun tidak bisa hilang dan tergantung dengan kadar tanah itu sendiri. Masalah pestisida, di Kabupaten Brebes itu sudah diambang batas. Untuk menggiring petani beralih dengan sistem pertanian organik cukup sulit, karena kandungan tanah, saluran air, dan residu pestisida yang dalam kandungan tanah masih ada. (fid/fat)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakuan Pembunuh Anak Jalanan, Ya Ampun!


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
pestisida   Brebes  

Terpopuler