jpnn.com - Dulu keluarga sang suami Donwori, 35 terkenal kaya raya. Tapi pas generasi ketiga yakni Donwori dan tiga saudaranya miskin dan sengasaranya minta ampun.
Sampai akhirnya, si istri Sephia, 33, mencari asal penyebabnya. Setelah diketahui, Sephia pun mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama (PA) klas 1A Surabaya, Oktober alu.
BACA JUGA: Deddy Mizwar Dinobatkan Sebagai Bapak Komunitas Seni dan Budaya Jabar
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
Versi Sephia miskinnya generasi ketiga kakek Donwori tidak lain karena kesalahan si kakek.
BACA JUGA: Penumpang Juanda, Ini Ada Posko Baru 24 Jam
Karena miskin dan sengsaranya Donwori dan ketiga saudaranya terbilang super mengenaskan.
“Kekurangannya lebih parah daripada miskin. Ya fakir dan sengsara,” kata Sephia mengelus dada.
BACA JUGA: Tol Solo-Ngawi Ditarget Kelar Oktober 2017
Hal itu ia alami setelah kakek Donwori meninggal tahun 2005 silam.
Donwori yang keluarganya serba berkecukupan langsung kekurangan.
Selalu ada masalah yang bikin harta warisan ludes. Misalnya, kakak Donwori menabrak orang dan akhirnya harus memberi uang kepada keluarga yang meninggal supaya tidak dibawa ke penjara.
Atau orang tua Donwori terlilit utang. Sampai akhirnya rumah seluas 350 meter di kawasan Kalikedinding dijual Rp 4 miliar untuk membayar utang.
Rumah yang dibelikan kakek dan ditinggali Donwori juga turut dijual untuk bayar utang. Padahal, rumah itu merupakan hadiah dari kakeknya almarhum Donwori kepada Sephia.
Utang menumpuk sampai akhirnya ayahanda Donwori harus masuk penjara karena melakukan tindakan kriminal.
Ibu dan saudara-saudaranya hidup ngontrak di Kalikedinding. Sementara Donwori ngekos tidak jauh dengan kontrakan sang ibu dan saudara-saudaranya yang semuanya tinggal serumah.
Hari demi hari mereka lalui sangat menderita. Sampai mereka harus puasa tiap hari karena tidak punya uang dan terlilit utang pada renterir.
“Suami kerjanya sampai malam. Keempat saudaranya juga mati-matian kerja jaga warung dan ada yang jadi manol (pengusung barang). Ya tapi untuk makan saja kami tidak pernah bisa,” kata Sephia.
Bahkan, kedua anak dan keponakannya juga tidak bisa bersekolah karena tidak pernah punya uang saku sekolah.
"Sekolah emang gratis, tapi untuk berangkat sekolah anak gak bisa makan. Tidak punya saku,” kata Sephia.
Sephia pun akhirnya berangkat ke orang-orang pintar mencari tahu penyebab seretnya rezeki keluarga.
Di situlah terkuak bila memang ada sekat hitam yang memang membuat keluarga besar Donwori miskin dan fakir.
“Katanya itu karena rezeki keluarga sudah diambil oleh almarhum kakeknya yang meninggal semacam pesugihan itu. Sistem pesugihan itu kan sama saja mengambil rezeki keturunannya,” kata Sephia.
Makanya itu, Sephia pun merasa kehidupan keluarga dulu sangat berpengaruh terhadap kakeknya.
Semasa hidupnya mertua dan suaminya memang menggantungkan diri kepada kakek mertuanya.
Kebutuhan sehari-hari tinggal minta kepada mertuanya. Mertua dan cucu-cucunya leyeh-leyeh.
Mereka tidak mau sekolah. Hanya Donwori yang sekolah sampai tamatan perguruan tinggi.
Namun, hidupnya masih menderita dan hanya jadi kuli bangunan. Tidak ada perusahaan yang mau menerimanya. Bisnis apapun juga pasti gagal.
“Suami tak ceritain selalu tidak percaya, saya yakin suami juga tahu kalau dulu kakeknya pakai pesugihan,” kata Sephia.
Tak ingin ikut-ikutan sensara, Sephia pun mengajak Donwori hijrah ke luar Jawa atau ke Arab. Namun, Donwori menolak.
Sephia pun tak mau hidup susah terjerat dengan imbas pesugihan si kakek.
“Lha gawe opo... Aku menikmati sugihnya lho hanya tiga tahun. Kok mau menikmati sorone seumur hidup,” kata Sephia yang akhirnya mengajukan gugatan cerai.
(no/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjual Es dan Balita Tewas Dihantam Mobil Mewah
Redaktur : Tim Redaksi