Peta Laut Teluk Balikpapan Belum Update

Minggu, 08 April 2018 – 13:16 WIB
Penyedotan tumpahan minyak di Teluk Balikpapan. Foto: Humas

jpnn.com, JAKARTA - Misteri penyebab kebocoran pipa Pertamina di Teluk Balikpapan belum juga terjawab sampai Sabtu (7/4).

Polisi dan perusahaan pelat merah itu hanya menyebutkan pipa bocor karena bergeser 100 meter dari posisi aslinya.

BACA JUGA: KLHK Klaim Ceceran Minyak di Balikpapan Sudah Jauh Berkurang

Pada awal pipa bocor 31 Maret lalu, saat menimbulkan kebakaran hebat dengan lima korban tewas, Pertamina sibuk membantah tumpahan minyak dari fasilitas mereka.

Meski, mereka akhirnya mengaku pada Selasa (3/4). Kini mereka sibuk membantah kebocoran itu akibat kesalahan operasional.

BACA JUGA: Dampak Tumpahan Minyak Balikpapan, Bu Susi: Jelek Sekali

Karena pipa bergeser 100 meter, dan pipa itu sangat besar serta berat (diameter 20 inci dengan ketebalan 12 mm), paling masuk akal penyebabnya adalah terseret jangkar kapal.

Gempa bumi bisa menjadi penyebab, tapi perairan Teluk Balikpapan aman dari peristiwa alam itu.

BACA JUGA: Minyak Cemari Teluk Balikpapan, Menteri Susi Hubungi Amerika

Kemungkinan pipa Pertamina tersebut terseret jangkar kapal dibenarkan Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi.

Menurut dia, peta navigasi maritim Indonesia tidak update alias jadul (zaman dulu). Termasuk di Balikpapan yang merupakan wilayah padat.

"Itu dekat dengan pelabuhan. Lalu, bagaimana yang jauh?" kata Siswanto di Jakarta.

Pemerintah, lanjut Siswanto, harus secepatnya mengatasi krisis akibat kebocoran minyak di Teluk Balikpapan.

Terutama krisis lingkungan lantaran tumpahan minyak yang sudah tersebar begitu luas. Puluhan ribu hektare, bahkan mendekati Pulau Sulawesi.

Selain itu, pemerintah harus fokus memperbaiki kondisi navigasi. Tidak hanya di Balikpapan, tapi juga peta laut Indonesia seluruhnya.

"Harus ada deklarasi internasional daerah tertentu digunakan untuk perminyakan atau banyak terumbu karangnya. Sekaligus menentukan kapal jenis apa saja yang bisa melalui," ujarnya.

Tentang Peta Laut Indonesia

- Proyeksi kondisi laut di Indonesia yang digambarkan pada bidang datar. Fungsinya sebagai panduan untuk berlayar di laut Indonesia.

- Pusat Hidro-Oseanografi TNI-AL (Pushidrosal) merupakan lembaga yang berwenang di Indonesia untuk membuat peta laut.

- Untuk menggambarkan kondisi laut, dilakukan banyak cara. Misalnya saja batimetri mengetahui secara tiga dimensi lantai samudra atau danau. Menurut Kapushidrosal Harjo Susmoro, penelitian batimetri itu tergolong mahal. Untuk ukuran 70 nautical mile atau 129.640 meter sekitar Rp 5 miliar.

- Siapa pun yang melakukan aktivitas di bawah laut harus melapor ke Pushidrosal. Tujuannya, peta laut Indonesia selalu update. Setelah update, Pushidrosal akan melaporkan ke internasional keadaan terbaru laut Indonesia.

- Survei secara parsial di Teluk Balikpapan dilakukan pada 2008, 2013, dan 2014. Update peta terakhir tahun 2015. (lyn/tau/vir/c10/ang/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BPBD Keluhkan Sikap Pertamina di Kasus Teluk Balikpapan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler