jpnn.com, BALIKPAPAN - Kepala BPBD Balikpapan Suseno mengecam sikap tertutup dari Pertamina. Sampai Rabu (4/4), saat Pertamina mengumumkan tumpahan minyak di Teluk Balikpapan berasal dari kebocoran pipa mereka, BPBD tak diberi informasi tentang hal itu.
Padahal, jika informasi kebocoran tersebut diberikan lebih awal, BPBD melakukan upaya penanganan lebih awal.
BACA JUGA: KLHK Siapkan Sanksi Hukum di Peristiwa Teluk Balikpapan
"Seharusnya Pertamina tidak tertutup terhadap kami," kata Suseno kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group).
"Karena kami juga perlu tahu, masyarakat ini apakah perlu dievakuasi atau bagaimana ketika ada insiden. Sementara yang paham teknisnya di dalam kan Pertamina," lanjutnya.
BACA JUGA: 12 Ribu Hektar Perairan Teluk Balikpapan Tercemar Minyak
Kebocoran minyak di Teluk Balikpapan sudah terdeteksi pada Sabtu (31/3) pukul 02.00.
Menjelang tengah hari, perairan Teluk Balikpapan menjadi lautan api.
BACA JUGA: KKP Harus Lebih Aktif untuk Dampak di Teluk Balikpapan
Kebocoran minyak dari pipa Pertamina itu mengakibatkan kebakaran.
Lima nelayan yang sedang mencari ikan tewas karena terkepung di tengah api. Satu kapal pengangkut batu bara juga terbakar.
Setelah peristiwa memilukan itu, Pertamina langsung mengeluarkan keterangan.
Bahwa minyak yang tumpah itu adalah jenis marine fuel oil (MFO). Tidak mungkin dari pipa mereka yang mengalirkan crude oil.
Seorang peneliti dari Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi (STT Migas) Balikpapan pada Minggu (1/4) mengatakan bahwa minyak yang tumpah adalah crude oil.
Mungkin berasal dari pipa Pertamina yang bocor. Namun, Pertamina lagi-lagi membantahnya.
Di tengah kebingungan dari mana asal tumpahan minyak itu, korban berjatuhan.
Masyarakat yang tinggal di sekitar Teluk Balikpapan mengalami gangguan kesehatan. Seekor ikan pesut, ikan langka di perairan Kalimantan, ditemukan tewas.
Tumpahan minyak juga meracuni usaha perikanan warga di sana.
Menurut Suseso, bukan kali ini saja Pertamina bersikap tertutup.
Ketika terjadi gemuruh pada pipa pembakaran gas (flare) di kilang Balikpapan pada Januari 2017, mereka juga tidak mau memberikan penjelasan.
"Kami dari BPBD sama sekali tidak diberi akses pada waktu itu. Pertamina silakan tertutup kepada masyarakat, tapi kepada petugas pemerintah, tolong jangan tertutup. Apa sih yang ditutup-tutupi?" kecam Suseno.
Menanggapi hal tersebut, GM Pertamina RU V Balikpapan Togar M.P. membantah anggapan bahwa pihaknya tertutup.
Di dalam kilang terdapat banyak sistem. "Kami juga tidak tahu. Harus dicek dulu kalau ada kejadian. Kalau kami juga tidak tahu, apa yang harus kami sampaikan?" ucapnya.
Namun, dari penjelasan Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto, memang ada indikasi Pertamina menutup-nutupi insiden itu.
"Penanganan sudah bagus. Tetapi (bagaimana Pertamina, Red) memastikan bahwa itu putus, itu yang agak telat. Jadi, dia menginformasikannya itu setelah pipa tersambung," ujarnya.
"Mengatasi dulu kan supaya kilang tidak mati. Toh, cepat atau lambat akan diumumkan juga kan. Segera diumumkan. Sudah, pas selesai nyambung, diumumkan, sudah klir begitu," pungkasnya.(vir/rsh/JPG/c10/c9/ang/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim KLHK Terjun Bantu KKP di Teluk Balikpapan
Redaktur & Reporter : Natalia