Petani Demak Sudah Panen, Kementan Pastikan Harga Bawang Segera Turun

Selasa, 11 Mei 2021 – 12:45 WIB
Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian optimistis stok bawang merah di tingkat petani aman menjelang HBKN. Foto: Humas Hortikultura

jpnn.com, DEMAK - Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengaku optimistis jika stok bawang merah di tingkat petani aman menjelang HBKN.

"Kalau melihat kondisi neraca perdagangan saat ini, Insya Allah aman hingga lebaran nanti, yah paling ada distorsi sedikit, itu kadang masalah di pengangkutan, pedagang dan petani yang masih suasana lebaran, hal biasalah itu, tapi kami yakin tidak akan ada gejolak harga," ujanya dalam keterangan yang diterima, Selasa (11/5).

BACA JUGA: Manfaatkan Light Trap untuk Pengendali Hama, Kabupaten Enrekang hasilkan Bawang Merah Berkualitas Ekspor

Bersama jajarannya, Prihasto meninjau sentra-sentra produksi hortikultura di Jawa Tengah, Minggu, (9/5) menjelang hari raya Idulfitri 1442 H.

Prihasto mengunjungi hamparan bawang merah di Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kab. Demak, dan selanjutnya akan mengecek ketersediaan di daerah-daerah lain di Jawa Tengah.
Diperkirakan luas pertanaman bawang merah di Demak mencapai 2.800 hektare dengan provitasnya mencapai 7,62 ton per hektar.

BACA JUGA: Bea Cukai Bengkalis Musnahkan 11 Ton Bawang Merah Ilegal

"Saat ini Kabupaten Demak menyumbang sekitar tiga persen dari total produksi bawang merah nasional termasuk 0,2 persen untuk produksi cabai besar nasional," bebernya.

Dia menjelaskan sebagai penyangga dan pemasok Jabodetabek, total neraca dari kabupaten ini mencapai kurang lebih 6.500 ton setiap bulan.

BACA JUGA: Penyelundupan 2 Ton Bawang Merah Ilegal Asal Thailand Digagalkan, Pelakunya?

Di sisi lain, kebutuhan Jabodetabek yang mencapai 13 ribu ton perbulan.

"Demak mampu memenuhi 2 persennya," katanya.

Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, produksi bawang merah secara nasional mencapai 1.815.445 ton.

"Kabupaten Demak berkontribusi sekitar 4,3 persen," ujar Prihasto.

Doktor Ilmu Tanah Universitas Putra Malaysia itu juga menuturkan harga bawang merah di tingkat petani cenderung stabil.

"Kalau petani disini menjual rata-rata diharga Rp 15-Rp 20 ribu per kilogram, sementara BEP petani hanya diharga Rp 10 ribu perkilogramnya, jadi keuntungannya lumayan, petani bisa tersenyum bahagia" tuturnya.

Petani bawang merah Abdul Rasyid mengapresiasi tim Kementan yang turun langsung ke lapangan.

Ketua Kelompok Tani Jaya itu tak menampik jika kehadiran Dirjen Hortikultura menjadi anugerah tersendiri bagi petani Demak, sebab petani akhirnya bisa bertukar pikiran dengan pakar lingkungan itu.

"Wah, kami di sini sangat bersyukur yah, pak Dirjen Hortikultura bisa hadir ngasi pengarahan ke kita, tadi beliau minta petani Demak lebih giat lagi, dan mencontoh kegigihan petani bawang Enrekang-Sulsel. Ya semoga nanti kita ini petani bisa studi banding kesanalah," ungkapnya.

Petani bawang merah di Kecamatan Mijen, Demak sangat berharap kepada Kementan untuk diberikan bantuan berupa alat pengolah bawang merah, pasalnya sejauh ini petani masih kesulitan dalam proses pengolahan bawang merah siap saji.

Sejauh ini Kementan sudah mengucurkan bantuan (APBN) kepada petani bawang merah di Jawa Tengah, khususnya Demak yaitu pengembangan kawasan seluas 50 Hektar dengan nilai Rp 950 Juta.

"Dengan adanya bantuan ini pemerintah pusat berharap Kabupaten Demak bisa meningkatkan produksinya di tahan-tahun yang akan datang," Rasyid. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler