jpnn.com, GARUT - Pandemi Covid-19 tidak menjadi halangan bagi petani Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut melakukan panen raya jagung.
Para petani tetap aktif panen raya jagung seluas 1.523 Ha seraya menjalankan protokol kesehatan penanganan virus covid-19.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Nasib 51 Ribu PPPK, Bebaskah Siti Fadilah, Jenazah Corona Dimuliakan
"Para petani di sini selalu menjaga keamanan tetapi memang tetap melakukan pekerjaannya di sawah seperti biasa dan tidak ada self isolation tetapi para petani di sini tetap melakukan langkah penanganan pencegahan penyebaran Covid-19," kata THL TBPPD UPT Pertanian Kec.Malangbong Kab.Garut, Ai Yoyoh Siti Waliah saat diwawancarai pada Sabtu (4/4).
THL yang sering disapa Ai ini mengatakan para petani di Kecamatan Malangbong sering mencuci tangan, tetap menjaga kesehatan dan yang paling penting berusaha tetap menjaga jarak 1 meter dalam bekerja.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pernikahan Viral Kapolsek Kembangan, Sindiran Luhut, Semoga Cepat Sembuh
Selain itu Dinas Pertanian Malangbong bersama dengan pemerintah daerah yang berkaitan juga melakukan penyemprotan desinfektan di seluruh area desa untuk memastikan kecamatan hingga desa tetap terjaga.
"Alhamdulilah petani di sini tetap aman. Namanya, petani yang kerja di sawah kalau panen mereka tunda maka panen bisa tidak terlaksana dan tidak ada hasil," ucapnya.
BACA JUGA: Cerita Haru di Kota Kecil saat Wabah Corona, Setiap Hari Pemkab Borong 500 Nasi Bungkus
Ai mengungkapkan panen raya jagung di Kecamatan Malangbong sudah dimulai dari awal Maret dan akan berlangsung hingga bulan April.
Panen Jagung dilakukan di lahan seluas 1.523 Ha dengan produktivitas 6,4 Ton/Ha dengan beragam varietas jagung di antaranya BISI -16,BISI -18, NK 212 dan lainnya.
"Harga jagung pun membuat petani tersenyum, Rp.3.500 hingga Rp.3.600 per kilogram pipil kering panen," ujarnya.
Di kesempatan yang berbeda, Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus memantau pergerakan harga dan stok pangan di seluruh daerah sehingga petani dan masyarakat tidak perlu resah.
"Jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya panic buying. Kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri tetap berjalan," ucap Suwandi.
Dia menambahkan jika pihaknya terus berkoordinasi guna mengamankan produksi pangan dan kesehatan para petani dan petugas lapangan.
Hal ini penting agar kegiatan budidaya dan panen terus dilakukan sehingga produksi pangan saat wabah virus Covid-19 tetap meningkat.
"Selain produksi, Kementan bersama pihak Kepolisian mendorong tindakan tegas aparat berwajib untuk memberi efek jera kepada oknum yang sengaja menaikkan harga dan menimbun bahan pangan " tukasnya. (adv/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi