Petani Melon Meratap Lihat Kebun yang Hancur Begini

Jumat, 22 Maret 2019 – 09:34 WIB
Kebun melon rusak. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, TUBAN - Sekitar 105 hektar tanaman melon milik para petani di Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban terendam banjir. Kondisi ini membuat para petani terancam gagal panen.

Tinggi banjir hingga satu meter dan merendam kebun melon tersebut. Untuk meminimalisir kerugian, para petani harus menyewa mesin penyedot air untuk mengeluarkan air dari lahan mereka.

BACA JUGA: Petani Apel Malang Gigit Jari di Awal Tahun

BACA JUGA : Sedih, Lahan Cabai 1 Hektar Gagal Panen

Banjir ini merendam lahan pertanian petani setempat, setelah terjaddi hujan lebat dalam tiga hari terakhir ini.

BACA JUGA: Petani Jagung Gagal Panen Setelah Diserang Selama Seminggu

Edi Purnomo, petani melon desa klotok, mengatakan, para petani melon harus mengeluarkan dana tambahan jutaan rupiah, untuk biaya pengurasan air banjir. Jika tidak segera dikuras, tanaman melon akan membusuk dan mati.

BACA JUGA : Petani Cabai Terancam Gagal Panen

BACA JUGA: Petani Cabai Terancam Gagal Panen

Kondisi tanaman melon yang berusia rata-rata 35 hari ini sebagian sudah mulai mati dan membusuk.

Selain itu, tanaman melon yang baru keluar buah ini juga mulai rontok karena tangkainya membusuk, akibat terendam air banjir.

Tak hanya menyedot air banjir dengan mesin, para petani juga meninggikan tanggul agar air banjir tidak terus masuk ke lahan pertanian mereka.

"Saat ini, rata-rata tanaman melon terendam setinggi dua puluh sentimeter hinnga satu meter," kata Edi.

BACA JUGA : Petani di Soppeng Menjerit, 2.851 Hektare Sawah Gagal Panen

Sementara itu, Hadi Iksan, pengurus komunitas petani melon, menjelaskan akibat banjir ini, para petani terancam mengalami kerugian ratusan juta rupiah setiap satu hektarnya.

"Pasalnya, dalam satu hektar tanaman melon ini biaya perawatan memakan biaya tiga puluh hingga lima puluh juta rupiah, mulai awal tanam hingga tanaman masuk masa berbuah ini," ujar Hadi.

Para petani berharap pemerintah hadir dalam kondisi ini, karena pada saat musim perawatan kesulitan pupuk.

"Pupuk yang ada tidak ada jatah utuk para petani buah, sehingga para petani buah ini kesulitan mendapatkan pupuk," tambah Edi. (yos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sedih, Lahan Cabai 1 Hektar Gagal Panen


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler