Petani Menjerit, 500 Hektar Padi Terserang Penyakit Merah

Selasa, 20 Januari 2015 – 02:00 WIB
Ilustrasi. Foto: dok.Jawa Pos/JPNN

jpnn.com - KAUBUN – Impian 20 kelompok tani di Desa Bumi Rapak Kecamatan Kaubun, Kutim,  mendapatkan hasil panen yang melimpah awal tahun ini sirna.

Ini lantaran lahan sawah seluas 500 hektar yang telah ditanami padi mendadak terserang penyakit blas (Pyricularia oryzae Cav). Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea Sacc merusak tidak hanya pada batang dan daun saja, namun juga hingga mencapai akar. Sehingga, perkembangan tanaman padi pun terganggu, bahkan ada yang mulai mati.

BACA JUGA: BBM Turun, Harga Barang Malah Naik

Ketua Kelompok Tani Buana Sari, Kadek Gina mengatakan, seharusnya musim penghujan tanaman padi petani tumbuh subur dan berkembang semakin bagus.

Namun, setelah diserang penyakit blas atau biasa disebut warga dengan penyakit merah secara perlahan kerusakan mulai terlihat pada tanaman.

BACA JUGA: Mendagri Segera Usulkan ke Presiden Cabut Keppres Sekda Terdakwa

“Sedikitnya ada 20 kelompok tani yang merasakan hal yang sama yakni tanaman padi sawahnya terserang penyakit merah,” ujar Kadek, seperti diberitakan Bontang Post (Grup JPNN).

Dia menuturkan, dampak penyakit merah tersebut tidak hanya membuat padi kurus hijau kekuningan saja, namun juga berdampak pada pertumbuhan padi.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Saya Harus Bilang Apa ke Rakyat?

Pasalnya, padi yang seharusnya sudah mendekati masa panen, terlihat kerdil dan tidak subur. Parahnya, akar padi yang berada didalam tanah juga ikut membusuk karena pengaruh penyakit yang menyerang tersebut.

”Saat ini sudah ada sebagian padi yang mati. Kalau terus dibiarkan tanpa bantuan pemintah bisa saja semuanya mati. Kalau begitu, pasti rugi besar petani,” sebutnya.

Kadek mengakui, pada musim tanam tahun sebelumnya bantuan dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutim memang pernah ada. Yakni dengan memberikan pengobatan terhadap penyakit yang menyerang padi warga tersebut. Namun, kondisi serupa kembali menyerang tanaman petani.

“Kita harap pemerintah melihat lagi ke tempat kami untuk mencarikan solusi agar padi yang kita tanam dapat terselamatkan. Cuma itu harapan kita saat ini,”pintanya.(*/dy)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bripda Taufik Banjir Simpati, Tinggal di Rusunawa, Jadi Babinsa pula


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler