Petani Milenial Lebih Mudah Promosi Produk Lewat Aplikasi Outlet MIA

Senin, 18 Oktober 2021 – 13:52 WIB
Petani milenial akan lebih mudah mempromosikan produk pertanian melalui aplikasi Outlet MIA. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementan meluncurkan aplikasi Outlet Millenial Indonesian Agropreneurs (MIA) sebagai platform jejaring media sosial dan tempat pemasaran produk pertanian secara online.

Platform itu diharapkan bisa menyatukan petani milenial di Indonesia dan menambah peluang perluasan pasar pertanian.

BACA JUGA: Kementan Dorong Petani Milenial Manfaatkan KUR Pertanian, Disiapkan Rp 500 Miliar Lho

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan platform Outlet sangat mudah digunakan karena bersifat user friendly.

Dengan platform itu Kementan juga dapat terbantu untuk mengetahui keberadaan para petani berusia muda di seluruh wilayah untuk kepentingan regenerasi petani.

BACA JUGA: Semangati Petani Milenial, Mentan Syahrul: Papua Barat Harus Jadi Pemenang

"Ujungnya adalah bagaimana menciptakan petani milenial yang profesional dan mandiri. Tidak bergantung pada orang lain atau pemerintah sehingga punya kemampuan adrenalin usaha yang besar," ujar Dedi dalam siaran persnya, Senin (18/10).

Menurut Dedi, masa depan sektor pertanian nasional tergantung kepada para petani milenial saat ini. Sebab, mereka memiliki kemampuan yang lebih baik, melek teknologi, dan sangat adaptif terhadap perubahan.

BACA JUGA: Target 2,5 Juta Petani Milenial, Kementan Siapkan Payung Hukum Regenerasi Pertanian

Dia menambahkan bahwa sekarang Indonesia butuh petani milenial yang memang memiliki jiwa wirausaha tinggi untuk mendorong peningkatan produksi pangan nasional ke depan.

"Petani yang seperti itu yang akan mampu menggenjot produktivitas sehingga ke depan produk kita bertambah bahkan bisa diekspor dan diterima di pasar internasional," kata Dedi.

Sementara Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Idha Widi Arsanti mengatakan Outlet MIA dibuat seperti media sosial pada umumnya seperti Facebook, Instagram, atau Twitter.

Namun,  untuk transaksi jual beli, platform tersebut belum memiliki fasilitas untuk pembayaran dan pengiriman. Artinya, baru bisa dipakai sebagai media promosi.  

Platform itu dibuat karena saat ini belum terdapat platform digital yang menjadi forum khusus bagi petani milenial di Indonesia.

Sementara, di berbagai negara saat ini sudah membuat plaform khusus petani milenial untuk membantu proses regenerasi dan kemajuan bisnis pertanian.

"Selandia Baru, Australia, dan Amerika Serikat itu contoh yang mereka sudah punya platform di mana sesama petani milenial bisa berkomunikasi," ujar dia. (cuy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler