Tiongkok adalah pangsa pasar utama lobster Australia dengan penjualan yang meningkat saat pekan perayaan Tahun Baru Imlek. Namun karena mewabahnya virus corona di Tiongkok, Australia menghentikan ekspor lobster.

Penjualan lobster yang dihentikan ke Tiongkok terkait dengan keputusan Pemerintah Tiongkok untuk menutup dan melarang berpergian di sejumlah kawasan di Tiongkok, untuk mencegah penyebaran virus corona.

BACA JUGA: Rumah Sakit Milik TNI Siaga Menanggulangi Virus Corona

Salah satu dampak dari penghentian ekspor dirasakan para pekerja di peternakan lobster, seperti yang dialami Ayu Nuraida, salah satu peserta program Work and Holiday Visa (WHV).

Ia memutuskan berhenti untuk tidak lagi bekerja di salah satu peternakan lobster di Tasmania.

BACA JUGA: Antisipasi Virus Corona, Fraksi PKB DPR Dorong Fungsi Karantina Kesehatan Dioptimalkan

"Sebuah keputusan yang tepat, karena setelah saya keluar, empat teman pekerja lainnya keluar," ujar Ayu kepada Erwin Renaldi.

"Peternakan kami mengalami kerugian, karena biasanya menjelang Imlek penjualannya ramai," tambahnya.

BACA JUGA: Korban Virus Corona Capai 131 Orang, Tolong Segera Evakuasi WNI dari Wuhan

Ayu mengatakan menjelang Imlek biasanya peternak sudah menyiapkan pasokan hingga "berton-ton" dan "menalangi" agar siap jual. Photo: Setelah beberapa bulan bekerja di sektor perkebunan dan peternakan, Ayu kini memilih bekerja di bidang pelayanan hotel. (Koleksi pribadi)

 

"Tapi tahun ini mereka malah merugi, sekarang mereka malah berusaha dijual langsung ke pembeli lokal, seperti di dermaga," jelas Ayu.

Saat bekerja di peternakan lobster, ia mendapat tugas untuk 'grading' atau mengklasifikasi sesuai kualitas dan pengemasan, dengan bayaran $24 atau lebih dari Rp 220 ribu per jam.

Menurut Ayu, yang sekarang mendapat pekerjaan di hotel, pemulihan industri lobster sepertinya akan membutuhkan waktu.

Ayu sebelumnya pernah berbagi pengalamannya mengikuti WHV kepada ABC Indonesia, saat ia bekerja di perkebunan anggur dan kol di Tasmania.

Saat perayaan hari nasional Australia, atau 'Australia Day', 25 Januari yang lalu, Kepala Negara Bagian Tasmania, Premier Peter Gutwein telah mendorong warga Tasmania untuk memberi dukungan kepada para nelayan.

"Warga Tasmania mungkin sudah melihat peningkatan jumlah 'rock lobster' dijual di pasar lokal, akibat penjualan ke Tiongkok yang dibatalkan," tulis Peter dalam pernyataan resminya.

"Saya mendorong warga Tasmania untuk mendukung nelayan kita dengan membelinya saat Australia Day."

Pemerintah negara bagian Tasmania mengatakan mereka telah bekerja bersama dengan asosiasi nelayan lobster dan dewan industri di Tasmania, serta Pemerintah pusat Australia untuk lebih memahami dampak penghentian ekspor pada bisnis lokal.

Selain berdampak pada penjualan lobster, Peter juga telah memperingatkan kemungkinan dampaknya pada ekspor hidangan lautnya ke Tiongkok, yakni abalon.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Kirim Uang Tunai kepada WNI di Area Karantina Virus Corona

Berita Terkait