Petrokimia Gresik Genjot Produktivitas Pertanian di Gorontalo, Hasilnya Memuaskan

Minggu, 05 Juli 2020 – 19:04 WIB
Direktur Petrokimia Gresik dan Wakil Ketua DPR saat ikut panen raya di Gorontalo. Foto: Dok Petrokimia Gresik

jpnn.com, JAKARTA - Petrokimia Gresik menggelar panen raya di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Gorontalo, Sabtu, 4 Juli 2020. Hasil panen diklaim mencapai dua kali lipat.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mengatakan, hasil panen tersebut merupakan kelanjutan dari pelatihan oleh Petrokimia Gresik kepada para petani jagung, cabai, dan tomat.

BACA JUGA: Harga Gas Bumi Turun, Petrokimia Gresik Optimistis Bersaing di Pasar Global

Pelatihan tersebut hasik kerja sama dengan Wakil Ketua DPR Rahmad Gobel.

"Petrokimia Gresik siap bersinergi dengan stakeholder dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian guna menjaga ketahanan pangan di tengah wabah covid-19,” kata Rahmad, dalam keterangan tertulis, Minggu.

BACA JUGA: Lagi Mabuk Lem, AN Todongkan Badik ke Polisi, Terjadilah

Dia menjelaskan produk hortikultura di Gorontalo memiliki potensi besar, dan berperan aktif dalam menjaga swasembada pangan nasional.

Apalagi produksi pertanian di masa pandemi ini harus semakin digenjot agar stok pangan sebagai kebutuhan dasar tercukupi. 

BACA JUGA: Petrokimia Gresik Belum Surut Bantu Penanganan Corona dan Dampaknya di Jatim

"Pangan adalah kebutuhan dasar, strategi pencegahan penyebaran covid-19 yang disusun oleh pemerintah hanya akan efektif jika pangan pokok untuk rakyat tersedia," ujar Rahmad.

Panen raya panen petani kali ini, tambah Rahmad, meningkat dua kali lipat karena pupuk yang digunakan adalah pupuk nonsubsidi.

Salah satu pupuk yang digunakan adalah Phonska Plus, produk NPK unggulan Petrokimia Gresik. 

Hasilnya untuk satu hektare lahan demonstration plot (demplot) menghasilkan jagung pipilan 10,1 ton, sedangkan kebiasaan petani setempat hanya menghasilkan lima ton per hektare.

Demplot jagung ini tidak hanya dilakukan di Desa Tolotio, tapi juga Desa Dutulana'a dan Desa Molowahu.  

Selain jagung, hasil panen tomat dan cabai di Desa Tenilo dengan peningkatan produktivitas yang juga signifikan, yaitu tomat 43,2 ton, serta cabai 12 ton.

Panen tomat meningkat 80 persen (naik 19,2 ton) dari sebelumnya 24 ton.

Sedangkan panen cabai meningkat 50 persen (naik empat ton), dari produktivitas sebelumnya delapan ton setiap hektare.

Rahmad menjelaskan pola pemupukan direkomendasikan oleh Petrokimia Gresik dalam setiap demplot. Seperti untuk tanaman jagung menggunakan pupuk organik Petroganik (500 kg/ha), NPK Phonska Plus (300 kg/ha) dan Urea (300 kg/ha).

Sedangkan untuk tomat dan cabai masing-masing menggunakan Petroganik (2.000 kg/ha), NPK Phonska Plus (800 kg/ha), serta ZA (200 kg/ha).

"Ini adalah upaya nyata Petrokima Gresik sebagai Solusi Agroindustri, dengan menghadirkan produk berkualitas untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keberlanjutan pertanian," kata Rahmad. 

Rahmad memastikan Petrokimia Gresik akan melanjutkan kerjasama ini di beberapa titik lain.

Ia berharap pola pemupukan rekomendasi Petrokimia Gresik ini dapat diduplikasi oleh petani lainnya di Gorontalo.

Selain itu, produk-produk Petrokimia Gresik diharapkan dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Sementara itu, Petani Desa Haya-haya, Kecamatan Limboto Brata, Kabupaten Gorontalo, Djafar Abdullah mengaku telah mengikuti pola pemupukan berimbang Petrokimia Gresik dan merasakan manfaatnya, yakni peningkatan produktivitas pada tanamannya jagungnya lebih dari 50 persen.

"Saya akan kembali menerapkan aplikasi pupuk non subsidi ini pada musim tanam berikutnya. Meskipun harganya sedikit lebih mahal, tapi sangat sebanding dengan hasilnya yang meningkat pesat," ujarnya. (mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler