jpnn.com, JAKARTA - Jelang Musim tanam April- September 2022, Petrokimia Gresik meningkatkan pengawasan distribusi pupuk bersubsidi.
Pengawasan itu dengan menerapkan sejumlah sistem dan aplikasi digital, seperti Warehouse Management System (WMS), Sistem Scheduling Truk Online (SISTRO), dan Petrokimia Gresik Port Information System (Petroport).
BACA JUGA: Berita Duka, Widodo Meninggal Dunia di RSUD, Kondisinya Mengenaskan
Direktur Operasi & Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menyatakan sistem aplikasi digital dibangun untuk memperkuat pengawasan di seluruh jaringan distribusi yang menjadi tanggung jawab Petrokimia Gresik.
Mulai dari pabrik (Lini I), gudang, hingga kios-kios resmi di tingkat desa (Lini IV).
BACA JUGA: Pembunuh Prajurit TNI Masih Buron, Letjen I Nyoman Keluarkan Ultimatum
“Kami ingin memastikan proses distribusi di seluruh lini yang menjadi tanggung jawab Petrokimia Gresik berjalan dengan baik dan sesuai prosedur,” tegas Digna.
Hal itu sejalan dengan program holding Pupuk Indonesia yang saat ini tengah meningkatkan digitalisasi proses distribusi pupuk bersubsidi melalui Distribution Planning and Control System (DPCS).
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Raih Proper Emas dari Kementerian LHK
Selain itu, Pupuk Indonesia juga sedang melakukan uji coba penebusan pupuk secara online menggunakan aplikasi Retail Management System (RMS)
Lebih lanjut Digna menjelaskan, WMS merupakan aplikasi digital berbasis mobile apps dan web untuk pengelolaan pergudangan di Gudang Lini 1 Petrokimia Gresik.
WMS dilengkapi hardware berupa tablet, monopod dan action cam, sehingga seluruh kegiatan di gudang bisa terpantau dan tersistem dengan baik.
Selain itu, WMS juga memiliki fitur Google Maps dan terintegrasi dengan Sistem Scheduling Truk Online (SISTRO) Petrokimia Gresik yang secara otomatis akan melakukan manajemen antrean truk untuk meminimalisir terjadinya penumpukan.
“Seluruh aktivitas dan data truk yang mengangkut pupuk akan terekam di aplikasi WMS, baik sebelum maupun sesudah proses pemuatan,” imbuh Digna.
Untuk memastikan data yang diinput sesuai dengan kondisi riil di lapangan, petugas gudang wajib melampirkan foto kondisi truk.
Kemudian serah terima antara petugas dan driver dilakukan setelah proses pemuatan selesai dan ditandai dengan berita acara yang dilengkapi digital signature.
“Dengan demikian, kami bisa meng-capture kondisi stok secara real time di seluruh area dari lini I sampai lini IV, baik indoor maupun outdoor (dalam perjalanan),” ujar Digna.
Tidak hanya di area pergudangan, digitalisasi pengawasan distribusi juga diterapkan di pelabuhan melalui sistem Petrokimia Gresik Port Information System (Petroport).
“Dengan digitalisasi sistem yang terintegrasi, diharapkan dapat meminimalisir potensi penyimpangan dalam jaringan distribusi Petrokimia Gresik.
"Diharapkan proses distribusi pupuk bersubsidi makin efektif dan efisien, baik secara waktu maupun biaya,” tandas Digna.
Terakhir, Digna menambahkan pengawasan terhadap penyaluran sampai dengan penggunaan pupuk bersubsidi di setiap daerah dilakukan oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), yang terdiri dari unsur-unsur dinas terkait dan aparat penegak hukum. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Truk Hantam Rumah dan Angkot, Hancur Berantakan, Innalillahi
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha