Para penumpang pesawat internasional dari dan ke Australia makin menghadapi penundaan jadwal karena serikat pekerja yang mewakili petugas Imigrasi dan Perbatasan merencanakan aksi 10 hari di 8 bandara utama Australia.

Para pekerja akan mogok selama masing-masing dua jam, dua kali sehari, pada jam puncak operasi di bandara internasional Sydney, Melbourne, Brisbane, Perth, Adelaide, Darwin, Coolangatta dan Cairns.

BACA JUGA: Australia Berupaya Pulangkan 43 Jasad Prajuritnya yang Hilang di Perang Korea

Rencana mogok ini mengikuti aksi serupa yang terjadi pekan ini di Cairns, Perth dan Darwin.


Staf Imigrasi dan Perbatasan Australia akan mogok kerja dua kali sehari selama masing-masing dua jam, pada jam puncak operasional bandara. (Foto: AAP, Dan Peled)

BACA JUGA: Chevron Bantah Gelapkan Pajak di Australia

Sekretaris Nasional Serikat Pekerja Sektor Masyarakat dan Publik, Nadine Flood, mengatakan, staf menghadapi pemotongan upah di bawah kebijakan negosiasi baru Pemerintah Federal, yang ia sebut akan berdampak pada tunjangan yang mengkompensasi staf atas kondisi kerja mereka.

"Para pekerja ini marah, mereka berada di bawah tekanan, mereka menghadapi pemotongan besar atas gaji dan hak kerja mereka dan Pemerintah benar-benar tak mendengarkan," utaranya.

BACA JUGA: Seniman Disabilitas Pertemukan Yogyakarta dan Australia

Ia mengatakan, pihak Imigrasi dan Perbatasan telah mengirim manajer mereka di seluruh Australia untuk meredam demo di bandara-bandara.

"Operasi ‘band-aid’ jutaan dolar ini berarti dampak aksi mogok pada masyarakat yang bepergian akan tak terduga, dan mungkin berbeda dari tempat ke tempat dan hari ke hari," kemukanya.

Nadine menerangkan, "Para pekerja menghimbau manajer mereka untuk menolak taktik jahat ini dan untuk bergabung dengan serikat pekerja sehingga mereka dapat menolak untuk bertindak sebagai peredam aksi mogok."

Ia mengatakan, sengketa negosiasi ini telah berlangsung selama 18 bulan dan para pekerja menghadapi pemotongan upah senilai 8000 dolar (atau setara Rp 80 juta) di bawah perubahan yang diusulkan.

"Kami menyerukan Perdana Menteri Malcolm Turnbull untuk menyelesaikan sengketa ini sebagai prioritas pelayanan publik, dengan seorang menteri yang siap untuk berbicara dan mendengar keprihatinan para pekerja," tegasnya.

Nadine mengatakan, aksi mogok akan mempengaruhi kargo internasional dan surat menyurat karena pekerja di bagian penting lainnya - termasuk biosekuriti dan operasi maritim - juga akan mogok pada hari yang ditentukan.

Pekerja di lembaga-lembaga lain, termasuk Pelayanan Masyarakat, Kantor Pajak, Pertahanan, Biro Statistik, dan Lingkungan juga telah merencanakan aksi serupa pada hari Kamis, tanggal 24 September.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Bank Sentral Australia Optimistis Dengan Perkembangan Ekonomi

Berita Terkait