jpnn.com, MEDAN - DPP Partai Golkar akan mengalihkan dukungan dari Erry Nuradi kepada Letjen Edy Rahmayadi dalam pertarungan di Pilgub Sumut.
Kabar tersebut berawal dari keterangan Kordinator Pemenangan Pemilu Indonesia I (Jawa dan Sumatera) DPP Partai Golkar, Nusron Wahid, yang mengatakan partainya tengah mengevaluasi dukungan terhadap Tengku Erry Nuradi.
BACA JUGA: Evaluasi Tengku Ery, Golkar Mulai Lirik Edy Rahmayadi
Alasannya, Sumut membutuhkan figure yang tegas dan berani mengambil risiko. Alasan lain, Edy punya hubungan yang sudah cukup lama dengan partai beringin itu.
"Kemungkinan besar Golkar akan mendukung Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumut. Keluarga besar Edy Rahmayadi adalah keluarga besar Golkar. Kami yakin Pak Edy akan dapat ngemong kader-kader Golkar di Sumatera Utara. Di samping untuk kemajuan masyarakat Sumut, tentunya kita berpikir figur yang punya hubungan sejarah dan batin dengan Partai Golkar secara mendalam," tuturnya.
BACA JUGA: Djarot Diprediksi Kalahkan Letjen Edy Rahmayadi dan Petahana
Kabar tersebut semakin dikuatkan dengan pernyataan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumut, Indra Alamsyah yang menyebutkan, Musa Rajeckshah (Ijeck) yang digadang-gadang berpasangan dengan Edy Rahmayadi telah bertemu Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto.
"Bisa saja setelah pertemuan itu, Golkar mengalihkan dukungan ke pasangan calon lain," kata Indra Alamsyah saat ditemui di masjid komplek DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan Jumat (29/12).
BACA JUGA: Letjen Edy Rahmayadi Deklarasi 7 Januari
Kata dia, langkah DPP Golkar mengubah dukungan juga sudah dilakukan di Pilgub Jabar.
"Sudah ada contohnya di Jabar (Golkar tarik dukungan), tapi informasi resmi dari DPP mengenai pengalihan dukungan belum ada saya dengar," jelasnya.
Terpisah, Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut, Irham Buana Nasution, tidak membantah informasi itu.
Namun dia mengatakan, dirinya belum mendapat informasi pasti soal keputusan DPP Partai Golkar tersebut.
“Kami di Golkar Sumut belum mendapatkan keterangan yang pasti soal itu. Belum ada keputusan final yang kami peroleh. Setahu kami, DPP Partai Golkar akan mengumumkan calon usungan untuk Pilgubsu setelah tahun baru. Awal Januari,”ujarnya.
Mantan Ketua KPU Sumut in juga tak membantah, ada petinggi DPP Partai Golkar yang sedang berada di Medan. Di antaranya Ketua DPP Partai Golkar Lodewyk F Paulus, yang juga mantan Pangdam I/BB.
“Kalau soal itu, mungkin ada pengurus DPP Partai Golkar yang ke sini (Medan), tapi saya tidak berjumpa. Mungkin mereka bertemu langsung dengan ketua (Ngogesa Sitepu). Yang jelas, saya belum bisa memastikan apakah dukungan Partai Golkar ke Tengku Erry dicabut atau pindah mendukung sosok lain,” kata Irham.
Menyikapi kabar Partai Golkar menarik dukungan dari Erry Nuradi, DPP Partai NasDem santai menanggapinya.
Korwil Sumut DPP Partai Nasdem, Martin Manurung enggan berspekulasi lebih jauh mengenai sikap Golkar yang menarik dukungan dari Tengku Erry.
Martin juga belum mendengar informasi tersebut secara resmi. Dia pun juga tidak mau menanggapi kemungkinan Tengku Erry yang terancam tidak bisa maju di Pilgubsu karena kekurangan dukungan dari parpol. "Gak usah berandai-andai," kata Martin, Jumat (29/12).
Sepengetahuannya, malah DPD Partai Golkar Sumut membuka penjaringan calon wakil gubernur pendamping Tengku Erry.
Martin juga tidak mau menanggapi statement yang disampaikan Nusron Wahid tentang rencana penarikan dukungan Golkar.
"Saya tidak mau tanggapi statement-statement dulu. Koalisi Golkar-NasDem di Sumut itu kan tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari bangunan koalisi di berbagai provinsi dan daerah," pungkasnya.
Sementara Ketua BP3 DPW PKS Sumut, Satrya Yudha Wibowo juga mengaku belum mendapatkan informasi resmi mengenai rencana partai Golkar mencabut dukungan dari Tengku Erry Nuradi dan mengalihkannya ke Letjen TNI Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (Ijeck). "Kita tunggu sikap resmi Golkar seperti apa," katanya.
Dia juga menyebut belum ada pembicaraan tersebut baik sesama parpol pengusung seperti Gerindra dan PAN, maupun dari Edy dan Ijeck. "Setahu saya belum ada pembicaraan apapun,"tuturnya.
Hal yang sama disampaikan Sekretaria DPD Gerindra Sumut, Robert L Tobing. Dia akan menunggu sikap resmi Partai Golkar.
Pengamat politik dan pemerintahan Rio Affandi Siregar menilai, kabar penarikan dukungan Partai Golkar dari Erry Nuradi ke Edy Rahmayadi menunjukkan bahwa dinamika di tubuh partai beringin tersebut luar biasa kacau pasca lengsernya Setia Novanto dari ketua umum.
"Tengku Erry harus melakukan upaya lobi-lobi kepada Ketua Umum atau pimpinan Partai Golkar yang baru. Seharusnya mereka (Golkar) tidak berubah sikap, karena selain Erry sebagai petahana, juga sudah melalui pertimbangan organisasi," ujar Rio yang juga pengurus ICMI Muda Medan ini.
Namun lanjutnya, jika arah peta dukungan Golkar berubah, maka Erry juga harus mengambil langkah alternatif yang cepat.
Apalagi saat ini, masih ada kesempatan untuk bisa mendapatkan perahu untuk bisa maju di Pilgub 2018 mendatang.
"Saya melihat dukungan Demokrat, bahkan PDI Perjuangan juga masih bisa direbut. Meskipun deal politik dengan partai penguasa itu tidak mudah," sebutnya.
Rio mengatakan, antara kedua partai dimaksud, baik SBY maupun Megawati, bisa saja mempertimbangkan seorang Erry yang saat ini masih punya kans cukup baik.
"Kemudian Hanura yang punya 10 kursi di DPRD Sumut, dipahami memang sulit untuk memihak ke Erry. Tetapi ini politik, tidak ada teman dan musuh yang abadi, jadi semua kemungkinan masih bisa terjadi," katanya.
Sementara informasi yang diperoleh, kemarin sore Erry Nuradi langsung terbang ke Jakarta. Berdasarkan informasi yang diterima dari sumber RMOLSumut.com, keberangkatan Erry Nuradi tersebut berkaitan dengan beralihnya dukungan Partai Golkar.
Jika pada akhirnya DPP Partai Golkar benar-benar menyerahkan dukungannya kepada Edy Rahmayadi, maka Erry Nuradi akan kekurangan dukungan partai untuk mencalon sebagai Gubernur Sumut di Pilgub 2018.
Sebelumnya, selain Golkar, Erry Nuradi didukung oleh Partai Nasdem, PKB, dan PKPI. Konfigurasi kursi di DPRD Sumut antara Partai Nasdem, PKB, dan PKPI hanya berjumlah 11 kursi.
Sementara yang dibutuhkan untuk dapat mendaftarkan diri ke KPU sebagai Calon Gubernur Sumut, adalah 20 kursi DPRD. (dik/bal/bbs/adz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Surat Pengunduran Diri Letjen Edy Rahmayadi Sedang Diproses
Redaktur & Reporter : Soetomo