PGRI Jatim Minta Guru Tetap Fokus K-13

Senin, 15 Desember 2014 – 13:13 WIB

SURABAYA - Bagaimana sebuah keputusan yang tergesa-gesa bisa menuai hasil yang baik? Menyikapi kebijakan Mendikbud Anies Baswedan yang menghentikan sementara implementasi Kurikulum 2013 di sebagian sekolah, PGRI Jawa Timur sepakat berjalan bersama Dikbud Jatim untuk terus melanjutkan K-13.

Ketua PGRI Jawa Timur Ichwan Sumadi menilai keputusan Mendikbud baru tersebut tergesa-gesa. Guru-guru belum bisa menalar soal adanya dua kurikulum yang berjalan bersama-sama. Pasti muncul efek negatif. PGRI dan Dikbud Jatim pun memilih melanjutkan K-13.

''Ini bukan pendapat Ichwan pribadi. Sikap ini hasil setelah melihat reaksi para guru menyikapi surat edaran Mendikbud Anies Baswedan,'' katanya.

Meski pemahaman guru terhadap K-13 belum 100 persen, kata dia, mereka ingin melanjutkannya. ''Namanya juga proses, tidak bisa instan,'' ucapnya. Yang perlu diperhatikan adalah kelanjutan dan keselarasan pelatihan guru. Ichwan menambahkan, jika Dikbud Jatim memutuskan K-13 lanjut, PGRI mengharapkan kerja sama dalam pencairan anggaran. Hasil pelatihan harus efektif. Kalau bisa, pencairan dana untuk pelatihan sudah diproses pada Februari.

Dengan begitu, selama April pelatihan bisa berlangsung. Sementara itu, Mei mulai pemantapan. Misalnya, diadakan diskusi antarmusyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Alangkah lebih baik jika pemerintah kota juga menyediakan dana pendamping dari APBD untuk mendukung pelaksanaan K-13.

Ichwan mencontohkan Kabupaten Jember yang sudah menyiapkan dana pendamping untuk pelaksanaan K-13. ''Maju terus pantang mundur. Semua kalangan membantu,'' ucapnya penuh semangat. Sebagai ketua PGRI, Ichwan berharap guru-guru mau dan berusaha keras mempelajari K-13. Semua wajib belajar. Tidak ada kata terpaksa. (mas)

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh mengungkapkan, Kemendikbud tidak perlu melarang sekolah yang baru satu semester untuk terus melanjutkan K-13. Terlebih jika sekolah memang sudah menyatakan siap. Guru sekolah tersebut sudah mendapatkan pelatihan untuk mengajar dengan K-13. ''Guru yang masih mengeluhkan sulitnya sistem menilai itu karena belum terbiasa. Semua butuh proses,'' tutur Nuh di sela peletakan batu pertama SMP Al Islah Gunung Anyar kemarin (14/12).

Nuh menuturkan lebih sepakat meneruskan K-13 yang dilanjutkan dengan serentetan evaluasi. ''Kalau bicara masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan, ya memang kenyataannya begitu. Tapi, nantinya tetap K-13,'' paparnya.

Selain itu, Nuh menyampaikan permendikbud tersebut kepada guru-guru anggota PGRI di Probolinggo dan pengurus LP Maarif NU se-Jatim di Sidoarjo pada Sabtu (13/12). ''Mereka umumnya sudah siap. Bahkan, di Gresik juga akan ada pelatihan Kurikulum 2013 hari ini (15/12),'' ucapnya. (ina/c15/roz)

BACA JUGA: KTSP Akan Diterapkan sampai 2020

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Minta KJP Pelajar SMA Rp 900 Ribu Per Bulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler