JAKARTA – Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak perusahaan PT Pertamina, meneken tiga Production Sharing Contract (PSC) gas metana batubara (GMB) untuk pengelolaan Wilayah Kerja (WK) CBM (Coal Bed Methane) area Tanjung IV Kalimantan Tengah, Muara Enim II dan III di Sumatera SelatanDirektur Utama PHE, Dwi Martono mengungkapkan, langkah ini merupakan dukungan pihaknya atas program pemerintah untuk diversifikasi sumber energi serta peningkatan pasokan gas nasional
Ketiga PSC tersebut yakni blok Muara Enim II Sumatera Selatan melalui PHE Metana Sumatera 5 (Metra 5) bekerjasama dengan PT Metana Enim Energi (MEE) dan PT Trisula CBM Energi (TCE)
BACA JUGA: Ekspor ke Jepang Anjlok 25 Persen
Kemudian blok Muara Enim II Sumatera Selatan antara anak perusahaan PHE, PHE Metana Sumatera 4 dengan PT Baturaja Metana Indonesia (BMI)Dwi menjelaskan, total firm commitment ketiga PSC tersebut sebesar USD 13,5 juta untuk masa tiga tahun pertama eksplorasi
BACA JUGA: KADIN Ingin Olahraga jadi Lahan Bisnis
"PHE akan menjadi operator untuk blok Muara Enim III dan Tanjung IV" ujar Dwi di Jakarta, Jumat (1/4).
Penandatangan PSC CBM ini merupakan kelima yang dilakukan PHE dalam kurun waktu empat bulan terakhir
BACA JUGA: Buka Rapimnas KADIN, SBY Sodorkan 7 Tantangan
Dua kontrak sebelumnya yakni untuk pengelolaan Wilayah Kerja (WK) CBM di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Tanjung II di Kalimantan Selatan.Terkait progres persiapan produksi gas CBM pertamanya, menurut Dwi, sejauh ini, PHE telah melakukan sampling pengeboran (coring) terhadap tiga sumur di Blok Sangatta-1Selanjutnya pengeboran inti (pilot) diharapkan akan dilaksanakan di pertengahan 2011.
Untuk blok Tanjung Enim, pengeboran coring 3 (tiga) sumur direncananakan mulai pertengahan Desember 2011 dan dilanjutkan pengeboran tiga sumurKedua blok tersebut diharapkan dapat mengalirkan gas CBM pertamanya di 2011 guna menunjang program CBM to Power (CBM untuk kelistrikan) yang dicanangkan oleh Pemerintah melalui Ditjen Migas.
Sejak 2008 hingga saat ini, PHE mendirikan sembilan anak perusahaan untuk mengelola wilayah kerja PSC GMB yang telah dimulaiAnak Perusahaan itu mengelola blok CBM yang tersebar di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan.
Pengembangan CBM oleh PHE menurut Dwi, menjadi salah satu bukti konkret PHE berkomitmen menyediakan energi berkelanjutan bagi generasi masa datang"Tak hanya di minyak dan gas bumi saja, kami juga ingin membuktikan bahwa PHE mampu bersaing dengan pemain global lainnya untuk pengembangan energi alternatif," kata dia.
Sebagaimana diketahui, CBM mulai dilirik untuk dikembangkan setelah banyak pihak mulai menyadari kurangnya cadangan gas nasionalBerdasarkan hasil kajian sejumlah kalangan, dengan tingkat produksi saat ini, produksi gas di tahun 2025 tidak mampu lagi mengimbangi tingginya tingkat kebutuhan dalam negeriSementara sumber gas alam yang ada sudah memiliki komitmen suplai dengan pihak lain.
Potensi cadangan gas metana di Indonesia setara dengan 453 TCF sehingga mampu membantu menutupi kekurangan cadangan gas nasionalSebagian besar potensi sumber daya CBM Nasional tersebut ada di eksisting Wilayah Kerja (WK) migas Pertamina.
GMB termasuk energi alternatif yang belum tergarap secara maksimalTingkat pemanfaatannya bahkan masih kurang dari 2 persen, padahal CBM merupakan energi alternatif yang relatif murah dan dapat diperbaharui dengan tingkat kesulitan yang tidak rumit dibandingkan pengelolaan migas konvensionalDi beberapa negara maju seperti Amerika, Canada dan Australia, lebih dari 40 persen kebutuhan energi dalam negeri sudah dipasok oleh CBM(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kontrak Kodeco di West Madura Offshore Diminta Diakhiri
Redaktur : Tim Redaksi