BP Migas Garap 10 Proyek Senilai USD 4,7 Miliar

Kamis, 11 Agustus 2011 – 17:30 WIB
JAKARTA - Upaya meningkatkan kembali produksi minyak dan gas bumi (migas) terus dilakukanSaat ini, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) tengah mengawal 10 proyek besar di sektor migas.

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BPMigas Gde Pradnyana mengatakan, 10 proyek tersebut didesain dengan kapasitas produksi sebesar 1.750 juta kaki kubik gas bumi per hari (mmscfd), 26.000 barel kondensat per hari, dan 20.000 barel minyak per hari

BACA JUGA: BNI Bidik Tujuh Sektor Unggulan

"Total investasinya mencapai USD 4,72 miliar," ujarnya di Kantor BPMigas Selasa malam (9/8).

Menurut Gde, 10 proyek besar tersebut tidak termasuk proyek pengembangan Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu yang nilainya diperkirakan mencapai USD 1,3 miliar
"10 proyek ini akan mulai berproduksi pada 2011 hingga 2014 nanti," katanya.

Yang menarik, lanjut dia, sumber daya gas kini benar-benar menjadi incaran investor

BACA JUGA: USD 1,96 M untuk Akuisisi Tiga Perusahaan

Buktinya, dari 10 proyek besar tersebut, 9 diantaranya adalah pengembangan lapangan gas sebagai proyek utama
"Hanya ada satu proyek minyak bumi, yakni Ujung Pangkah Development dengan operator Hess Indonesia, dengan kapasitas disain produksi sebesar 20.000 barel minyak per hari dan 150 juta kaki kubik gas bumi per hari," sebutnya.

Sementara, 9 proyek lainnya adalah proyek gas, yakni Terang Sirasun Batur (TSB) dengan operator Kangean Energy yang kapasitas disain produksi sebesar 300 mmscfd pada kuartal kedua 2012, serta proyek Sisi Nubi 2B - New Platform dengan operator Total E&P Indonesie dengan kapasitas disain 350 mmscfd pada kuartal kedua 2013.

Lalu, Madura BD Development oleh Husky Oil Madura dengan desain produksi 100 mmscfd dan kondensat 6.600 barel per hari

BACA JUGA: Edukasi, BII Target Tambah 50 Ribu Pengguna M-Banking

Kemudian, proyek Gajah Baru oleh Premier Oil Natuna, Ruby Gas Field Development oleh Pearl Oil Sebuku, South Belut oleh ConocoPhillips Indonesia.

Selain itu, Pengembangan Lapangan Jambi Merang oleh JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang, proyek Naga Pelikan oleh Premier Oil Natuna, dan Sisi Nubi 2B - New Platform oleh Total EP Indonesie yang akan memproduksi gas dengan kapasitas besar hingga 350 mmscfd.

Menurut Gde, peningkatan produksi minyak yang cukup besar seperti di proyek Banyu Urip Blok Cepu kemungkinan besar belum akan terulang dalam lima tahun ke depanHal ini mengingat selama 10 tahun terakhir belum ditemukan cadangan minyak dalam skala besar.

Tidak hanya tahap pengembangan, dalam kegiatan eksplorasi, cadangan besar yang berhasil diketemukan umumnya cadangan gasMisalnya, proyek Masela di Laut Arafura dengan operator Inpex, kemudian Genting Oil di Blok Kasuri, Papua Barat, dan Blok Natuna Timur, di Kepulauan Riau"Kondisi ini menggambarkan masa depan produksi migas di Indonesia didominasi gas bumi," katanya.

Bagaimana dengan komitmen pasokan gas untuk pasar domestik? Gde mengatakan, peningkatan produksi gas tersebut diprioritaskan untuk kebutuhan domestik, tanpa mengesampingkan ekspor untuk penerimaan negara.

Dia menyebut, proyek lapangan Ruby dengan operator Pearl Oil Sebuku yang gasnya telah dialokasikan untuk pabrik pupuk Kalimantan Timur (PKT) VBegitu pula dengan TSB dan Ujung Pangkah yang produksi gas seluruhnya untuk kebutuhan listrik dan industri di Jawa Timur.

Hanya saja, dia mengingatkan, konsumen domestik untuk memperhatikan kelayakan harga agar proyek gas tersebut dapat berjalan"Dengan kondisi saat ini, harga di bawah USD 3 per kaki kubik gas sulit dipertahankan karena tidak memungkinkan pengembangan lapangan dapat dilaksanakan," ujarnya(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nilai Kapitalisasi RI Tertinggi di Asia-Pasifik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler