jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani terus menyuarakan pentingnya penguatan budaya bangsa sendiri dalam menghadapi globalisasi dan modernisasi. Menurutnya, penguatan kebudayaan sendiri merupakan upaya mewujudkan Indonesia yang berkepribadian di bidang budaya, sekaligus berdaulat di bidang politik dan berdikari di bidang ekonomi sebagaimana cita-cita Trisakti.
Puan menyampaikan ajakan dan harapannya itu saat memberikan kata sambutan pada puncak perayaan hari ulang tahun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ke-40 di Jakarta, Senin (20/4) malam. Menurutnya, di era globalisasi saat ini masyarakat harus memiliki karakter yang kuat dan mampu bersaing dengan masyarakat internasional.
BACA JUGA: Empat Hal Penting untuk Perbaiki UU Penyiaran
“Karakter tersebut adalah jati dirinya sendiri, yaitu jati diri Bangsa Indonesia yang berbudaya, bermartabat dan berjiwa gotong-royong, bukannya Bangsa Indonesia yang individualisme," ujar Puan.
Lebih lanjut cucu Proklamator RI Bung Karno itu mengatakan, Bangsa Indonesia berkali-kali menghadapi berbagai ancaman dari dalam maupun luar negeri yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Ancaman dari dalam negeri antara lain gerakan separatis, terorisme, ancaman-ancaman narkoba, korupsi, kemiskinan, tawuran, dan sikap anarkistis yang mengancam stabilitas keamanan dalam negeri.
BACA JUGA: Pemerintah Segera Tempatkan 50 KK Transmigran Lokal Aceh
Sedangkan ancaman dari luar antara lain globalisasi yang mengancam rusaknya adat istiadat budaya bangsa dengan paham materialisme, hedonisme, dan individualisme. Karenanya, diperlukan manusia-manusia Indonesia yang berkarakter kuat agar ancaman-ancaman itu mental.
Dalam acara yang juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Direktur Utama TMII, Bambang Susanto itu Puan menegaskan, budaya dan tradisi bukan saja bisa ampuh menangkal ancaman. Sebab, budaya selain mewarnai pendidikan juga menjadi hiburan sekaligus alat kontrol sosial dalam menjaga nilai dan norma adat.
BACA JUGA: Pengamat Sebut Jokowi Tak Serius Jaga Wibawa Negara
“Jadi kini saatnya kewajiban kita untuk memelihara dan meneruskan perjuangan menuju masa depan masyarakat dan Bangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat, mandiri, aman dan sejahtera," ujar Puan.
Demi cita-cita Trisakti pula, katanya, maka Indonesia harus mewujudkan kemandirian ekonomi sebagaimana amanah Pasal 33 UUD 1945. Sedangkan dengan kedaulatan politik, katanya, Indonesia jadi sejajar dengan bangsa-bangsa lain untuk ikut bersama-sama melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Namun, katanya, Indonesia tidak cukup hanya maju di bidang ekonomi dan kuat dalam hal politik. Sebab, katanya, Indonesia harus punya manusia-manusia yang berkarakter.
"Manusia Indonesia adalah manusia yang sehat, cerdas, produktif, tidak malas yang mampu bersaing dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kekayaan yang terkandung dalam bumi nusantara tidak boleh dimiliki oleh segelintir kelompok saja, melainkan harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.
Sedangkan terkait keberadaan TMII, mantan ketua Fraksi PDIP DPR RI itu menilainya sebagai salah satu wahana perlindungan pelestarian budaya bangsa. Sebab, TMII selama ini konsisten merepresentasikan keberagaman budaya bangsa dan menjadi wahana untuk melestarikan dan mengimplementasikan nilai adat dan kebudayaan Indonesia.
"Kekayaan Nusantara ini harus dapat diwariskan secara turun temurun hingga ke generasi berikutnya, sehingga generasi berikutnya menjadi bagian dari kebudayaan Nusantara," ucap Puan yang dalam kesempatan itu menandatngani prasasti bertulisan ”Melestarikan dan Menggelorakan Semangat Bhinneka Tunggal Ika” itu.(rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Belum Ingin Komentari Bom di Yaman
Redaktur : Tim Redaksi