Pidato Kenegaraan SBY Respon Gejolak Ekonomi Global

JAKARTA- Menteri Keuangan, Agus Martowardojo mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan merespon kondisi ekonomi global saat menyampaikan pidato kenegaraan di DPR RI pada 16 Agustus mendatangMenurut Agus Martowardojo, dalam pidato kenegaraan tersebut, SBY akan menyampaikan berbagai capaian yang sudah diraih Indonesia selama kemerdekaan

BACA JUGA: Direksi Askrindo Terancam Sanksi

Selain itu, SBY juga menjawab berbagai pertanyaan mengenai langkah dan sikap pemerintah Indonesia menanggapi gejolak perekonomian global saat ini.

"Kita mewaspadai itu dan Presiden nanti menyampaikan kepada publik termasuk dampaknya kepada IndonesiaBagaimana Indonesia merespon perkembangan dunia itu dalam sambutannya," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo pada wartawan di kantor Presiden usai rapat membahas pidato kenegaraan, Selasa (9/8).

Agus mengatakan, fokus anggaran negara tahun 2012 masih pada program kerja prioritas

BACA JUGA: CIMB Niaga Raup Rp 1,55 Triliun

Pembahasan mengenai program-program ini sudah dilakukan sejak bulan Mei hingga Juli lalu antara pemerintah dengan DPRDi antaranya termasuk alokasi transfer daerah, target pemasukan pajak, nilai tukar dan langkah-langkah mewaspadai gejolak global

BACA JUGA: Anggaran 2012 Ekspansif, Mencapai 1.400 T

Semuanya akan disiapkan dalam bentuk satu pidato kenegaraan resmi.

"Kita ingin pidato kenegaraan itu yang betul-betul bisa memberikan arah dan masukan pada rakyat Indonesia tentang anggaran belanja dan nota keuangan Indonesia tahun 2012," kata Agus.

Sementara itu juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, gejolak ekonomi global meski belum berpengaruh ke dalam negeri, tetap mendapat perhatian serius dari Presiden SBYPengulangan krisis 1998 dan 2008 diharapkan jangan sampai terjadi lagi.

"Tadi dibahas membahas langkah-langkah antisipatif, bagaimana sikap Indonesia terhadap gejolak ekonomi duniaSemuanya nanti akan disampaikan tanggal 16 Agustus," kata Julian.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rating AS Turun, Berdampak ke Sektor Riil