Pidato Megawati Dinilai Beri Sinyal Kuat Puan Jadi Capres dari PDIP

Rabu, 22 Juni 2022 – 20:33 WIB
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang politik Puan Maharani saat menghadiri Rakernas II PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Foto: Dok. DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris NU Jawa Barat (2010-2021), H. Adlan Daie menilai pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pembukaan Rakernas II PDIP mengirim sinyal kuat bahwa Puan Maharani sebagai kandidat kuat calon presiden (Capres) yang hendak diusung partai banteng moncong putih itu dalam kontestasi Pilpres 2024.

Sinyal itu dapat dibaca dari aksentuasi pidato Megawati sebagai pertanda keteguhan sikap politik seorang Ketua Umum PDI Perjuangan.

BACA JUGA: Banyak Kutu Loncat Ingin Gabung PDIP, Hasto Beri Saran Begini

Menurut Adlan, Megawati dalam pidatonya jelas dan tegas meletakkan peta survei elektoral "hanya boleh dilihat, tidak boleh bergerak mengikuti irama survei".

Megawati meyakinkan para kader PDI Perjuangan justru harus bergerak mengikuti irama aspirasi rakyat.

BACA JUGA: Soal Klaim Mahathir atas Kepri, Sekjen PDIP Bereaksi, Ingatkan Operasi Dwikora

“Inilah prinsip yang dipegang ibu Mega, berdaulat secara politik, kokoh secara ideologis, dan legitimated secara sosial. Memang tidak mudah menghadapi atas framing media, lembaga survei, dan kekuatan "mainan" politik dari luar PDI Perjuangan,” ujar Adlan.

Selain itu lanjunya, aksentuasi pidato politik Megawati tersebut jelas dan tegak lurus dalam konteks menjaga konstitusi partai.

BACA JUGA: Risma Pekikan Merdeka Sebelum Sampaikan Materi di Rakernas PDIP

Bahwa amanat kongres PDI Perjuangan telah memberi mandat dan hak prerogatif tunggal kepada Megawati dalam menentukan Capres yang akan diusung PDI Perjuangan.

Oleh karena itu, Megawati tidak ragu-ragu untuk memecat siapa pun kader PDI Perjuangan yang menurutnya "coba-coba bermanuver di luar garis partai dan bermain dua kaki."

Tak hanya itu, tekanan lain dari pidato Megawati sengaja disampaikan tentang posisi Puan "sebagai anak tercintanya dan Puan mencintai ibunya".

Pernyataan ini meskipun secara tersurat dalam konteks "trah" biologis Puan, akan tetapi dalam konstruksi disampaikan dalam forum resmi setingkat Rakernas PDI Perjuangan yang sangat berwibawa dan dihadiri Presiden Jokowi, jelas sebuah pernyataan berbobot politis dalam kerangka ideologi.

“Saya kira, ini sikap politik PDI Perjuangan,” tuturnya.

Dia menilai pemaknaan pidato politik Megawati dalam pembukaan Rakernas PDI Perjuangan aktualisasinya dalam konteks Ganjar Pranowo tentu penting untuk segera mempertegas posisi politiknya atas dukungan para relawan terhadapnya yang berlangsung masif di berbagai daerah.

“Berhenti bermanuver hendak mendikte keputusan Megawati dalam hal menentukan Capres PDI Perjuangan. Karena dalam konteks inilah dugaan bahwa Ganjar Pranowo "bermain dua kaki" sebagaimana secara implisit dapat ditangkap dari pidato Megawati tersebut,” imbuhnya.

Dengan kata lain, spirit dari pidato Megawati dalam forum Rakernas tersebut hendak menegaskan bahwa kontestasi Pilpres 2024 bukan kontestasi elektoral ibarat "idol" - ajang mencari idola selebritis -  melainkan sebuah pertaruhan ideologis bagi PDI Perjuangan dalam konteks transisi ideologis dari Megawati ke Puan Maharani.

“Ini sebuah sikap politik dalam menjaga kesinambungan transisi ideologi kebangsaan PDI Perjuangan,” terangnya.

Dia menegaskan dalam konteks pertaruhan ideologis itulah Puan Maharani menjadi pilihan tepat bagi PDI Perjuangan untuk diusung sebagai Capres dalam kontestasi pilpres 2024.

“Itulah yang harus dipahami dari pidato politik Megawati dalam Rakernas PDI Perjuangan di atas baik oleh para politisi dan relawan politik "di luar" PDI Perjuangan maupun umumnya para pengamat politik,” pungkas Adlan.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler