BACA JUGA: Polda Metro Siagakan 10 Ribu Personil
Itu bisa dipahamiBACA JUGA: Menlu Tetap Optimis Timnas Bisa Menang
Bahkan, dia beristri orang Indonesia dan sejak 13 tahun lalu menjadi mualaf.Ya, dialah Wolfgang Pikal, asisten pelatih kepala timnas Alfred Riedl
BACA JUGA: Persema FC Gelar Uji Coba
Tidak hanya membantu menggembleng skuad Merah Putih, dia juga menjadi penerjemah bagi RiedlMaklum, pelatih dari Austria itu belum bisa berbahasa IndonesiaSedangkan Pikal amat fasih berbahasa IndonesiaKarena itu, Riedl memerlukan Pikal untuk menerjemahkan instruksinya kepada para pemain yang tidak begitu menguasai bahasa Inggris.Bisa dibayangkan bila instruksi Riedl tak bisa dimengerti para pemainProgram permainan yang dirancang pelatih bisa tidak terimplementasi di lapanganKarena itu, peran ganda Pikal sangat vital bagi Riedl, pemain, dan timnas secara keseluruhan.
"Tugas saya memang ganda di timnasTapi, gajinya tetap satu," seloroh Pikal sembari tersenyumSelain itu, Pikal selalu diminta menemani Riedl saat sesi wawancara dengan wartawanRiedl yang perfeksionis tersebut tidak mau wartawan salah mengerti atas hal-hal yang disampaikannya
Kala menjalankan tugas sehari-hari, Pikal yang selalu tampil klimis itu menyatakan harus bisa menyamakan visi dengan atasannya, Riedl, dalam melatih tim"Kami harus memiliki visi yang sama untuk timnasJika tidak, kami belum tentu bisa sampai sejauh ini (masuk final Piala AFF 2010)," beber lelaki yang pernah melatih Akademi Sepak Bola Real Madrid di Bali tersebut"Sejauh ini, belum ada kendala berarti dalam menjalankan pekerjaan itu," lanjut dia
Keberadaan lelaki yang sudah bergelar haji pada 2003 tersebut di jajaran pelatih timnas tak lepas dari permintaan RiedlAlasan utamanya tentu mereka berasal dari negara yang sama, AustriaApalagi, Pikal mempunyai latar belakang "keindonesiaan" yang kuatSelain lancar berbahasa Indonesia, Pikal beristri orang IndonesiaKarena itu, sangat layak Riedl memilih dia sebagai salah seorang asisten
Nah, melihat posisi Pikal sekarang, agak mengherankan jika sebelumnya dia sulit mendapatkan pekerjaan melatih klub-klub IndonesiaSebelum menjadi asisten pelatih timnas, pada musim 2009?2010 dia ditolak Persiba Bantul dan Persebaya Surabaya karena dianggap tidak berpengalamanBahkan, pada musim 2008?2009 dia ditolak PT Liga IndonesiaSebab, lisensinya belum memenuhi syarat ketika Persitara Jakarta mendaftarkan dia sebagai pelatih.
?Sekarang saya belum mau memikirkan berkarir di klubSaya masih punya kontrak dua tahun di timnas," ungkap pelatih yang mendapatkan lisensi A AFC dari kursus kepelatihan yang dihelat PSSI pada 2009 itu(ali/c11/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Telat Satu Menit, Denda Rp 100 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi