Telat Satu Menit, Denda Rp 100 Ribu

Rabu, 29 Desember 2010 – 12:06 WIB
Tangan dingin pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl menjadi salah satu kunci sukses tim Garuda di Piala AFF 2010Pelatih asal Austria itu sangat disiplin dalam mendidik anak asuhnya

BACA JUGA: Cedera Bengkak, Hilang dalam Tiga Hari

Tak segan dia mengenakan sanksi keras kepada para pemain yang terbukti melanggar aturan.


Dicoretnya Boaz Solossa, striker paling top Indonesia saat ini, dari skuad tim Garuda adalah bukti konsistensi disiplin tinggi yang diterapkan mantan pelatih timnas Vietnam itu
Awalnya banyak yang mencibir keputusan Riedl

BACA JUGA: Tukang Pijat 8 Generasi Timnas

Tapi, tanpa top scorer sementara Indonesia Super League (ISL) itu, Indonesia mampu melaju ke final.

Bentuk disiplin lain yang diterapkan Riedl adalah pemain harus on time alias tetap waktu dalam segala hal
Jika ada yang terlambat satu menit saja, mereka didenda Rp 100 ribu

BACA JUGA: Mourinho Ogah Lepas Gago

Bahkan, di awal-awal Riedl bertugas, hampir semua pemain pernah terkena sanksi denda karena jam karet.

"Benar, coach Alfred memang sangat disiplinTapi, kami sangat bangga bisa dilatih coach seperti diaKami mendapat banyak pelajaran penting,? kata Yesaya Desnam, bek timnas asal klub Persiwa Wamena.

Pemain 28 tahun itu mengaku pernah membayar denda Rp 300 ribu karena telat tiga menit"Waktu itu (12/10) kami ada di Bandung untuk beruji coba melawan MaladewaSaya telat bergabung sarapan tiga menit karena terlambat bangun tidurTapi, setelah itu saya tidak pernah didenda lagiSaya selalu on time," lanjut Yesaya.
 
Winger timnas Oktavianus Maniani mengaku pola hidupnya berubah lebih disiplin berkat didikan ketat ala Riedl"Saya sangat salut dengan coach AlfredDisiplinnya luar biasaItu banyak mengubah kebiasaan saya dan juga pemain lainKami menjadi lebih baik sekarang,? kata Okto, sapaan Oktavianus.

Lalu untuk apa denda yang dikumpulkan dari para pemain? "Yang saya tahu, uang yang terkumpul diserahkan untuk amalSeperti disumbangkan ke masjid atau gereja,? ungkap OktoSoal disiplin, pelatih yang pernah mengarsiteki timnas Palestina itu tak segan menegur keras jika ada pemain dan ofisial yang melanggar aturan.

Selain itu, Riedl tidak pernah membeda-bedakan pemain, termasuk senior dan juniorBahkan, pemain yang lebih muda dilarang keras memanggil pemain yang lebih tua dengan bang atau masSemua harus dipanggil nama langsung, biar lebih menyatu.
 
Begitu juga dengan awak mediaRiedl tak segan-segan menegurnyaBahkan, dia menolak permintaan wartawan bila tak sesuai dengan prinsipnyaDalam pengamatan koran ini, selama menangani timnas, ada lima hal yang tidak disukai Riedl saat diwawancarai media

Pertama, suara gaduh saat konferensi persDalam jumpa pers pertamanya di Indonesia, Riedl telah memberikan lampu kuning kepada para wartawanRiedl berang ketika terjadi kegaduhan saat dirinya menjawab pertanyaan salah seorang wartawan"If you are my players, you will have a trouble (Jika Anda pemain saya, Anda akan mendapatkan masalah)," kata Riedl saat itu.
Kedua, pertanyaan seputar penampilan pemainnya secara individuDalam sesi tanya jawab, Riedl juga tidak akan pernah mau menilai penampilan setiap pemainRiedl juga tidak pernah menyalahkan ataupun memuji salah satu pemainMenurut Riedl, keberhasilan dalam satu pertandingan bukan hasil kerja satu pemain, tapi tim.

Ketiga, Riedl sangat tersinggung jika diarahkan oleh mediaMisalnya, setelah menuai kemenangan beruntun di Piala AFF 2010, jumlah peliput pada setiap latihan timnas meningkatArus pemberitaan timnas semakin deras sejak Indonesia sukses mempermalukan Malaysia 5-1Beberapa pemain yang dianggap bintang pun menjadi incaran seluruh media hingga infotainment.

Mantan pemain dan pelatih timnas Austria itu kembali berang saat beberapa media mulai melakukan wawancara di Hotel Sultan, Senayan, tempat timnya menginapApalagi, saat media meminta para pemain mengucapkan kata-kata promo di depan kameraRiedl sendiri dengan tegas menolak melakukan hal tersebut"Anda tidak perlu mengatur teks yang akan saya sampaikan di depan kamera," katanya saat diminta mengucapkan imbauan agar penonton tidak membawa kembang api ke dalam stadion.

Berikutnya, Riedl tidak suka jika ada yang mengangkat telepon saat jumpa persDi Palembang dia pernah menegur salah seorang wartawan yang mengangkat handphone saat dirinya memberikan penjelasanMenurut dia, sikap tersebut tidak menghargai dirinya?Sangat tidak sopan bila Anda berbicara dengan orang lain saat saya memberikan penjelasan mengenai pertanyaan Anda," katanya.

Yang kelima adalah sentuhan fisikMenepuk pundak bagi sebagian orang merupakan simbol keakrabanNamun, hal itu sepertinya tidak berlaku bagi RiedlDalam sebuah kesempatan Riedl terlihat kesal setelah pundaknya ditepuk seorang wartawan seusai memberikan keterangan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, JakartaDengan nada serius Riedl mengingatkan wartawan itu"Jangan pernah sentuh sayaSaya tidak bercanda, jangan pernah mengulanginya lagi," tegasnyaNah, begitulah Alfred Riedl(ali/c2/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dobrak dari Awal, Bikin Gol Cepat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler