Pilih Mana : Jokowi yang Penuh Optimisme atau Prabowo Selalu Umbar Ketakutan ?

Rabu, 10 April 2019 – 11:56 WIB
Jokowi dan Prabowo Subianto saat Debat Keempat Capres Sabtu (30/3) malam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Kepala Rumah Aspirasi Jokowi-Amin, Michael Umbas menilai kepemimpinan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang juga calon presiden petahana, dinilai mewarisi falsafah Pahlawan Nasional asal Minahasa GSJJ Sam Ratulangi.

Karakter kepemimpinan capres 01 itu dinilai Umbas, ibarat bumi dan langit jika dibanding capres 02 Prabowo Subianto.

BACA JUGA: Kubu Jokowi Anggap Survei Internal BPN Hiburan buat Prabowo - Sandi

BACA JUGA : Kubu Jokowi Anggap Survei Internal BPN Hiburan buat Prabowo - Sandi

 

BACA JUGA: Jadwal Kampanye Hari Ini: Prabowo Sambangi Kota Asal Jokowi, Sandiaga di Jakarta Saja

Sebab, Jokowi selalu tampil penuh optimisme, menyatu dengan rakyat, menginspirasi dan visioner serta apa adanya.

Sementara Prabowo, cenderung menghadirkan pesimisme, ketakutan, emosional dan bahkan beberapa kali mengeluarkan kata-kata tak pantas.

BACA JUGA: Prabowo Disebut Galak dan Keras, Bagaimana Menurut PKS?

"Karakter kepemimpinan Jokowi terbentuk dari nafas dan jiwa arus bawah sebagaimana dia berasal," kata Umbas di Jakarta, Selasa (9/4).

BACA JUGA : Prabowo Disebut Galak dan Keras, Bagaimana Menurut PKS?

Dia pun mengaitkan kepemimpinan suami Iriana itu dengan falsafah terkenal dari Pahlawan Nasional asal Minahasa GSJJ Sam Ratulangi yaitu “Si Tou Timou Tumou Tou” atau manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain.

"Jokowi menjalankan falsafah Sam Ratulangi dengan menghadirkan program dan kebijakan yang mengangkat derajat manusia dan rakyat Indonesia tanpa membeda-bedakan asal-usul dan identitas," jelasnya.

Umbas yang juga ketua umum relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ), melanjutkan, meski karakter Minahasa sebagaimana disebut Prabowo mengalir dalam dirinya melalui darah ibunya, tapi sesungguhnya falsafah Ratulangi yang mengusung konsep kemanusiaan yang tinggi tidak tampak dari Prabowo.

BACA JUGA : Prabowo Disebut Galak dan Keras, Bagaimana Menurut PKS?

Sebab, tegasnya di Minahasa tidak ada budaya pemimpin marah-marah, membentak dan merendahkan yang lain apalagi rakyatnya sendiri.

Nilai-nilai kultur keminahasaan yang meskipun egaliter tapi tetap sarat akan penghargaan nilai-nilai kemanusiaan.

”Tidak ada dalam sejarah Minahasa pemimpin gebrak-gebrak meja lalu membentak dan menakut-nakuti,” tambah Umbas yang juga putra Minahasa.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terus Persoalkan DPT dan IT KPU, Amien Mengaku Tak Mendelegitimasi Pemilu


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler