Pilkada di Provinsi-provinsi Besar Jangan Sampai seperti Jakarta

Senin, 08 Mei 2017 – 12:09 WIB
DR. Aang Witarsa Rofik berbicara di Forum Komunikasi Sosial Politik, Dalam Rangka Menciptakan Stabilitas Politik Dalam Negeri, di Makassar, Sulsel, Senin (8/5). Foto: ist for JPNN.com

jpnn.com, MAKASSAR - Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 2018 akan digelar di 171 daerah. Sejumlah provinsi tergolong besar juga akan melangsungkan pemilihan gubernur (pilgub). Antara lain Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.

Sejumlah pengamat memprediksi, polarisasi pengkubuan berbau SARA yang mencuat di Pilgub DKI berpotensi terulang lagi di Pilkada 2018, bahkan hingga Pilpres 2019.

BACA JUGA: Jarot Bakal Maju di Pilgub Kalbar?

Mencegah kekhawatiran itu terjadi, Direktorat Politik Dalam Negeri Ditjen Polpum Kemendagri, gencar menggalang sosialisasi dan penyadaran mengenai pentingnya pilkada damai dan berkualitas.

“Jangan sampai sentimen isu SARA, isu agama, yang terjadi di Pilkada DKI menular ke daerah lain,” ujar Kasubdit Monitoring dan Evaluasi, Direktorat Politik Dalam Negeri, Kemendagri Aang Witarsa Rofik, saat hadir sebagai pembicara orum Komunikasi Sosial Politik, Dalam Rangka Menciptakan Stabilitas Politik Dalam Negeri, di Makassar, Sulsel, Senin (8/5).

BACA JUGA: Keras! Sanksi Pelaku Politik Uang di Pilkada 2018

Direktorat Politik Dalam Negeri, Kemendagri, sengaja memilih Makassar sebagai lokasi acara, karena Sulsel dan Kota Makassar termasuk daerah yang akan menggelar pilkada di 2018 mendatang.

Aang mengatakan, Pilkada DKI sangat menguras energi masyarakat. Juga menyerap dana yang tidak sedikit, termasuk untuk pengerahan aparat keamanan setiap kali ada aksi unjuk rasa.

BACA JUGA: PDIP Usung Ahok Lagi? Pengamat: Keledai Saja Tak Mau Jatuh Dua Kali

“Menghabiskan energi, banyak biaya yang dikeluarkan. Maka perlu mendapatkan perhatian, jangan sampai ini terjadi di daerah-daerah yang akan melaksanakan pilkada di 2018 mendatang. Ada beberapa provinsi yang akan pilkada, seperti Jabar, Jatim, Sulsel. Harus dipilah, mana isu pilkada, mana isu agama,” ujar birokrat bergelar doktor itu.

“Kalau di provinsi-provinsi besar itu terjadi (secara bersamaan, red) seperti di Jakarta, bisa dibayangkan,” ulasnya.

Sekjen DPD Pemuda Muhammadiyah Kota Makassar, Abdul Rahman, menyabut baik acara yang digelar Kemendagri ini.

“Acara seperti ini penting supaya terbangun upaya-upaya preventif, karena bagaimana pun pilkada itu rawan konflik,” ujar Abdul Rahman yang hadir di acara tersebut.

Dikatakan, acara semacam ini juga menjadi ajang bagi aktivis ormas untuk menyamakan persepsi tentang bagaimana berpolitik dan berdemokrasi yang baik dan sehat.

“Kalau semua pihak punya kesadaran yang sama mengenai pentingnya menjaga kondusifitas saat pilkada, maka masyarakat Kota Makassar ini tidak akan gampang tersulit konflik,” pungkasnya. (sam/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Singkat Prabowo untuk Anies-Sandi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler