jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah persoalan negatif terkait isu SARA masih disorot jelang Pilkada Serentak yang akan diselenggakan pada 27 Juli nanti.
Studi Demokrasi Rakyat (SDR) berharap Pilkada serentak kali ini berlangsung aman, tertib dan menghasilkan pemimpin yang amanah dan bekerja untuk rakyat.
BACA JUGA: Suara Pemilih Rawan Hilang di 80 Ribu Lokasi TPS
"Kami berharap Pilkada serentak kali ini bisa tercipta rasa saling menghormati antara para pendukung calon," kata Ketua SDR, Hari Purwanto saat diskusi publik 'Merawat Kebangsaan menuju Pilkada serentak 2018 di Kopi Politik, kawasan Pakubuwono Jakarta Selatan, Senin (25/6).
Pria yang disapa Bang Petot ini menilai isu SARA pada Pilkada DKI Jakarta tahun lalu sangatlah tidak pantas terjadi.
BACA JUGA: Wiranto Tekankan Netralitas Aparat Rapat di Pilkada Serentak
"Semoga kejadian Pilkada DKI tidak menular di Pilkada lainnya," ujar Aktivis 98 dari Universitas Moestopo.
Dalam diskusi, hadir sebagai pembicara, Faizal Assegaf dari Progres 98, Ary Surya Subrata, Wakil Ketua DPW Nasdem DKI Jakarta, Bandot D. Malera dar Rumah Gerakan 98, dan pengamat Komunikasi Politik Maksimus Ramses Lalongkoe dari Universitas Mercu Buana dan di Moderatori oleh Didik Triana Hadi (SDR).
BACA JUGA: Ini Cuplikan Keppres Penetapan 27 Juni 2018 Libur Nasional
Dalam paparanya, Maksimus Ramses mengatakan bahwa dengan banyaknya kepala daerah yang tersangkut korupsi maka demokrasi yang terjadi saat ini gagal.
Hal ini karena masyarakat masih memilih kepala daerah berdasarkan Ras dan golongannya.
"Peran partai politik sangat penting untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat. Sehingga dalam pilkada rakyat bisa memilih calon kepala daerah yang baik bukan kepala daerah buruk dan sontoloyo," kata Ramses.
Sementara, Ari Surya Subrata menilai belajar dari pengalaman Pilkada DKI, maka semua calon harus siap kalah dan siap menang.
"Seperti kami Nasdem, ketika calon yang kami usung kalah, dengan hormat kami memberikan ucapan selamat kepada pemenang, ini yang harus dilakukan oleh kepala daerah yang akan bertarung nanti," ujarnya.
Namun, Faizal Asegaf meyakini Pilkada serentak kali ini jauh dari potensi ancaman yang bisa menggagalkan susksesnya pilkada serentak.
"Kami punya presiden yang lahir dari Pilkada, sehingga ancaman-ancaman kelompok yang akan merusak Pilkada bisa teratasi. Kami harus optimistis bahwa pilkada serentak tahun ini bisa berjalan sukses," ujarnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Bendot D Malera. Menurutnya, Pilkada Serentak kali ini akan terasa aman dan nyaman dibanding Pilkada di DKI.
"Kekuatan Civil Society sudah sangat kuat baik di medsos maupun di lapangan," tandasnya. (mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 27 Juni Ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh