Pilkada Serentak Harus Menjadi Momentum Perubahan

Selasa, 13 Maret 2018 – 11:04 WIB
Pilkada 2018. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pilkada serentak 2018 diharapkan menjadi momentum perubahan bagi Demokrasi di Indonesia. Hal tersebut mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat Komite I DPD RI dengan LSM Pemantau Pilkada dalam rangka persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun 2018 di Ruang Rapat Komite I DPD RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/3).

Ketua Komite I Akhmad Muqowam mengatakan dari sekian banyak sistem pemerintahan, sistem Demokrasi Pancasila masih yang terbaik bagi Indonesia.

BACA JUGA: SBY Yakin Banget Demokrat Bakal Berjaya Lagi

“Saya kira dari sekian sistem pemerintahan yang ada di dunia, sistem Demokrasi Pancasila kita masih yang terbaik. Saya juga mengharapkan bahwa Pilkada Serentak di 171 daerah menghasilkan momentum perubahan ke arah yang lebih baik terutama bagi daerah. Jangan hanya berupa pesta demokrasi," jelas Muqowam. 
 
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Periode 2002-2007 sekaligus pengamat politik, Chusnul Mariyah mewacanakan agar DPD RI harus berperan mengawasi pelaksanaan PIlkada 2018 dan Pemilu legislatif serta Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
 
“DPD punya kewenangan dalam mengawasi pelaksanaan pilkada sesuai dengan undang-undang, dan dalam penyelengaraan pemilu nanti baik pilkada, pileg dan pilpres, DPD mampu mengawasi dalam setiap tahapan penyelenggaraan mulai dari KPU, Bawaslu, DKPP, rezim yang berkuasa, peserta pemilu sampai ke pemilih,” katanya.
 
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. Menurut Titi, selain pengawasan di berbagai tahapan Pilkada, ada poin penting yang perlu disoroti dan tidak kalah pentingnya yaitu sumber dana kampanye para calon peserta pemilu kepala daerah.

“Saat ini baru dua puluh lima persen hanya dana kampanyeyang dilaporkan dengan benar oleh para calon peserta, ini masih sangat rendah padahal ini juga termasuk hal yang perlu diawasi karena terkait politik uang,” tutupnya.

BACA JUGA: Integritas Pemberantasan Korupsi Ganjar Sesuai Tagline

Dalam rapat tersebut, para pengamat mengusulkan agar DPD RI membuat studi komprehensif dengan mengajak Perguruan Tinggi untuk mengevaluasi penyelenggaraan Pilkada di Indonesia. Mereka juga merekomendasikan agar ke depan Pilkada langsung hanya untuk Pemilu Gubernur, tidak untuk pemilu bupati/wali kota karena biaya sangat tinggi.(fri/jpnn)

BACA JUGA: Sudah 17 Kabupaten Terancam Bangkrut akibat Pilkada Langsung

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelar Rakernas, IKA PMII Bakal Bahas Pembangunan Ala Jokowi


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler