Pilkada Serentak Sepi Peminat, Ini Masalahnya

Kamis, 30 Juli 2015 – 13:22 WIB
Pilkada Serentak Sepi Peminat, Ini Masalahnya. Foto JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pendaftaran calon kepala daerah untuk bertarung dalam Pilkada serentak 9 Desember 2015, ditutup.

Namun, belasan daerah terancam gagal menyelenggarakan pesta demokrasi itu tahun ini lantaran sepi peminat.

BACA JUGA: Politikus Nasdem tak Mengerti BPJS Kesehatan Ada Unsur Judinya

Ada daerah yang pasangan calonnya hanya satu, bahkan ada yang tidak ada sama sekali tidak ada yang mendaftar. Pendaftaran calon daerah tersebut diperpanjang.

Menanggapi fenomena ini. Politikus PKS, Jazuli Juwaini mengatakan persoalan demokrasi ini bisa disebabkan beberapa hal.

BACA JUGA: Terima Dubes Kanada, Fadli Bahas Masalah Perdagangan

"Banyak faktor yang membuat peminat pilkada menurun dibanding sebelumnya. Pertama, lemahnya komunikasi politik sehingga (kandidat) sulit mencari perahu partai yang mencukupi untuk maju," kata Jazuli.

Selain itu, prosudural teknis yang diatur dalam Undang-undang dan peraturan KPU yang dirasa berat, seperti buat calon perorangan yang harus mengumpulkan identitas penduduk lebih banyak dari sebelumnya.

BACA JUGA: Praperadilan OC Kaligis versus KPK segera Dimulai

"Kemudian, kuatnya incumbent yang masih maju kedua kalinya membuat kompetitor agak ngeper ditambah putusan MK yang mengharuskan Anggota DPR, DPD dan DPRD mengundurkan diri. Ketika tokoh lokal gak ada, yang brani tokoh pusat pun enggan maju karena harus mundur," jelasnya.

Alasan terakhir ini menurutnya cukup membuat kandidat dari legislatif berpikir ulang untuk mengorbankan posisinya di DPR, yang diraih dengan susah.

"Sementara di pilkada belum tentu menang. Jadi dia harus berpikir berkali-kali," tambah Ketua Fraksi PKS di DPR.

Terakhir, tingginya biaya Pilkada karena demokrasi belum berjalan seutuhnya, mengakibatkan terjadinya  pergeseran kontestasi demokrasi menjadi kontestasi uang dan pragmatisme.

Bagaimana dengan kegagalan partai melakukan kaderisasi dalam mencetak para calon pemimpin?

Faktor itu menurut Jazuli ada, tapi tidak dominan. Buktinya Semua yang maju pilkada mayoritas dari dan orang parpol.

"Saya tidak ingin ada stigmansasi tentang lemahnya rekrutmen parpol tanpa ada fakta dan bukti. Karena waktu Pileg kan bermunculan tokoh-tokoh partai dengan berbagai levelnya," pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Misteri Jumlah 68 Anggota Paskibraka yang akan Bertugas di Istana


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler