jpnn.com, JAKARTA - Pada Pilkada Serentak 2018. KPU menargetkan tingkat partisipasi pemilih bisa mencapai 77,5 persen. Namun, berkaca dari coblosan Rabu (27/6), target itu tampaknya sulit terealisasi. Angka golput diprediksi masih tinggi.
Indikasinya, tingkat kehadiran pemilih masih tergolong rendah. Bahkan, di sejumlah daerah, kehadiran pemilih ke tempat pemungutan suara (TPS) tak sampai 60 persen.
BACA JUGA: PKS Optimistis Jagonya Unggul di Kabupaten Bogor
Berdasar hasil survei beberapa lembaga, tingkat partisipasi pemilih tergolong rendah. Salah satunya yang disampaikan lembaga survei Indikator Politik Indonesia. Menurut lembaga tersebut, partisipasi di berbagai daerah yang menggelar pilkada tidak bisa disebut tinggi.
Di Jawa Timur, misalnya, partisipasi pemilih hanya ada di angka 62,23 persen dengan margin of error 1,33 persen. Demikian juga halnya di Jabar (67,83 persen) atau Sumatera Utara (68,54 persen). Ada juga yang masih lumayan seperti di Sulawesi Selatan (74,43 persen).
BACA JUGA: Innalillahi, Polisi Gugur saat Menjaga TPS
”Dengan margin of error yang ada, target KPU sulit terpenuhi,” kata Direktur Riset Indikator Politik Indonesia Mohammad Adam Kamil.
Hasil tak jauh berbeda ditemukan lembaga survei The Republic Institute yang kemarin melangsungkan quick count. ”Sebarannya merata. Baik di wilayah pantura, Arek, maupun Pandalungan,” kata peneliti senior The Republic Institute Sufyanto kemarin.
BACA JUGA: Kiat Bebas Depresi Saat Jagoan Anda Kalah Dalam Pilkada
Sufyanto menyebutkan, ada sejumlah faktor yang membuat tingkat partisipasi pemilih belum sesuai dengan target KPU. Salah satunya adalah sosialisasi yang dinilai belum maksimal.
”Selain itu, faktor keengganan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya juga menjadi penyebab,” ucapnya.
Analisis dua lembaga itu tak jauh berbeda dengan kondisi di lapangan. Di Surabaya, misalnya, cukup banyak TPS yang jumlah pemilihnya di bawah 60 persen. Yang masih lumayan adalah partisipasi di TPS yang menjadi tempat sejumlah tokoh sentral nyoblos.
Di TPS tempat cagub Saifullah Yusuf, partisipasinya mencapai 80 persen. Demikian juga halnya di TPS dekat kediaman Khofifah Indar Parawansa yang mencapai 78 persen.
Di beberapa daerah angka partisipasi juga cukup rendah. Ambil contoh di Gresik. Berdasar hasil rekapitulasi perolehan sementara desk pilkada setempat, jumlah pemilih yang datang ke TPS hanya 43,5 persen dari jumlah DPT.
Sementara itu, Komisioner KPU Jatim Gogot Cahyo Baskoro tidak sepakat jika angka partisipasi disebut menurun dibanding pilkada sebelumnya. Dia mengatakan, tingkat partisipasi pilkada kali ini sebenarnya relatif cukup tinggi. Alasannya, selain proses sosialisasi yang panjang, pilkada serentak menjadikan antusiasme publik untuk menggunakan hak pilih lebih tinggi. ”Prediksi kami, tingkat partisipasi pilkada kali ini lebih tinggi daripada periode sebelumnya,” kata dia. (ris/far/c9/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ridwan-Uu Menang, Ade Otomatis Jadi Bupati Tasikmalaya
Redaktur & Reporter : Soetomo