Pilkada Sumut 2018: Hebat saat Debat, DJOSS Semakin Memikat

Kamis, 21 Juni 2018 – 18:52 WIB
Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus. Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS) tampil memikat dalam debat ketiga Pilkada Sumut 2018 pada 19 Juni lalu.

Mereka dianggap tampil lebih baik daripada penantangnya, Edy Rakhmayadi-Musa Rajekshah (Eramas).

BACA JUGA: Sihar Sitorus Temui Keluarga Korban KM Sinar Bangun

Performa Djarot-Sihar pun dianggap bakal mampu menarik minat kaum rasional.

“Masyarakat rasional itu menilainya sederhana. Apakah program para paslon bisa membuat perubahan yang menyejahterakan atau tidak. Kemudian, bagaimana paslon akan mewujudkan program itu. Masuk akal atau tidak,” kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing, Kamis (21/6).

BACA JUGA: Survei Terbaru Indo Barometer terkait Pilgub Sumut, Wouw!

Menurut Emrus, debat memiliki peran vital karena kemampuan para kandidat terekspos secara langsung.

“Kalau performa dalam debat tidak meyakinkan, publik bisa menilai bahwa yang bersangkutan ada masalah dalam kompetensi,” kata Emrus.

BACA JUGA: Sihar Sitorus: Tragedi KM Sinar Bangun Duka Sumut

Meskipun begitu, Emrus berpesan kepada Djarot-Sihar agar tetap bekerja keras meyakinkan rakyat.

Sebab, selera para pemilih tidak selalu berbanding lurus dengan kemampuan pasangan calon.

Apalagi, para pemilih umumnya menjatuhkan pilihannya karena ikatan emosional dengan paslon.

“Kaum rasional mungkin menaruh harapan pada mereka. Masalahnya, pemilih di Sumut tidak dari kalangan rasional saja,” ungkap Emrus.

Dalam debat ketiga lalu, DJOSS berfokus pada program-program unggulan.

Salah satunya masalah korupsi yang akan diselesaikan dengan e-budgetting, e-procurement, e-planning, hingga e-catalogue.

Begitu juga dalam pengentasan kemiskinan. DJOSS membagi warga Sumut dalam beberapa klaster.

Salah satunya kluster nelayan. Nelayan yang umumnya miskin itu akan dilindungi dengan asuransi kesehatan .

Laut tempat para nelayan mencari ikan juga “dilindungi” dengan perda zonasi.

"Perda zonasi akan mengatur agar laut tidak menjadi sasaran pencurian ikan. Pendapatan nelayan akan ditingkatkan dengan melatih mereka aquaculture. Tidak hanya mengandalkan ikan tangkap tapi juga budidaya di laut,” kata Djarot. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Debat Pamungkas, Djarot Didoakan Tuan Syech


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler