jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung dan Solidaritas Muslim Alumni Universitas Indonesia (Solusi UI) sepakat menolak calon tunggal pada Pilpres 2019.
Pasalnya, keberadaan calon tunggal menyebabkan hilangnya iklim kompetisi dalam demokrasi.
BACA JUGA: 5 Keuntungan PDIP Buru-Buru Umumkan Usung Jokowi di Pilpres
Selain itu, rakyat juga tidak memiliki pilihan jika Pilpres 2019 hanya diikuti satu pasangan calon.
“Dalam demokrasi harus ada kompetisi. Karena itu, dalam Pilpres 2019 mendatang jangan sampai ada pemilihan calon tunggal,” kata Akbar dalam diskusi bersama Solusi UI di sekretariat Akbar Tanjung Institute, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (6/3).
BACA JUGA: Yusril Berterima Kasih kepada Para Alim Ulama
Diskusi itu juga dihadiri Sekretaris Jenderal Solusi UI Eman Sulaeman Nasim, Wakil Ketua Umum Solusi UI Ahmad Ghufron, dan anggota Dewan Penasihat Solusi UI Ikhsan Mahyudin.
Akbar pun mengapresiasi ide Solusi UI yang ingin menggelar Konvensi Capres 2019.
BACA JUGA: Ini Syarat Menang Jika Pilpres Hanya Diikuti Calon Tunggal
Menurut Akbar, Konvensi Capres 2019 merupakan salah satu upaya mencegah calon tunggal dan mendorong figur berkualitas untuk maju dalam Pilpres 2019.
Namun, Akbar menyarankan Solusi UI menggandeng partai politik (parpol) peserta Pemilu 2014 dan 2014 yang saat ini memiliki kursi di DPR.
Pasalnya, untuk mengusung capres selain Joko Widodo harus didukung parpol atau koalisi yang memiliki kursi minimal 20 persen di DPR.
“Atau, memiliki perolehan suara dalam Pemilu 2014 lalu sebesar 25 persen,” tambah Akbar.
Akbar juga mengaku siap menjadi penasihat jika Solusi UI benar-benar menggelar Konvensi Capres 2019.
Selaian itu, dirinya juga siap memberikan masukan, saran, serta pengetahuan di bidang politik dan ketatanegaraan.
Dengan demikian, capres maupun cawapres yang dihasilkan dari Konvensi Capres 2019 benar-benar memiliki kualitas.
Sementara itu, Ketua Umum Solusi UI Sabrun Jamil mengatakan, pihaknya akan mendukung alumni UI yang berkualitas untuk maju dalam Pilpres 2019.
Menurut Sabrun, Konvensi Capres 2019 berguna untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan mendukung check and balance serta competitiveness.
“Pemilihan presiden langsung yang berbiaya mahal tapi hanya diikuti oleh calon tunggal itu hanya tindakan pembodohan publik yang menghabiskan uang rakyat,” kata Sabrun.
Di sisi lain, Sekjen Solusi UI Eman Sulaeman Nasim menuturkan, UI memiliki banyak alumni yang pantas diusung menjadi capres maupun cawapres.
Di antaranya, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, pendiri dan pemilik CT Corps Chairul Tanjung, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Almuzamil Yusuf.
Ada juga Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Cukup? Belum. UI juga memiliki alumnis berkualitas seperti mantan Wakil MenPAN-RB Eko Prasojo, anggota DPD Fahira Idris, Menko PMK Puan Maharani, dan Ketua Iluni UI Arief Budhy Hardono.
“Mereka semua pantas didukung memimpin bangsa dan negara ini, baik sebagai calon presiden atau calon wakil presiden,” papar Eman. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilpres Tetap Jalan Meski Hanya Diikuti Calon Tunggal
Redaktur & Reporter : Ragil