Pilpres Afghanistan Berlangsung dalam Ketegangan

Kamis, 20 Agustus 2009 – 13:26 WIB
PILPRES - Presiden Afghanistan Hamid Karzai menunjukkan jarinya yang telah diberi tinta, usai memberikan suara dalam prosesi pemilihan presiden negeri itu, Kamis (20/8), yang secara umum menghadirkan suasana sepi sekaligus tegang lantaran ancaman dari kaum militan. Foto: Reuters/Lucy Nicholson.
KABUL - Jalanan di Afghanistan pada umumnya dilaporkan sepi, namun penuh suasana ketegangan, saat warga negeri itu menuju ke tempat-tempat pemungutan suara, Kamis (20/8) pagi waktu setempat, dalam rangka pemilihan presiden yang sudah cukup lama dinantikanKetegangan terutama muncul karena agenda ini sebelumnya telah dijanjikan bakal diganggu oleh kaum Taliban.

Sebagaimana diberitakan Reuters, sebagian besar toko dan tempat usaha lainya di Kabul misalnya, terlihat tutup sejak pagi

BACA JUGA: Hadapi Al Qaeda, CIA Sempat Minta Tolong Swasta

Sementara itu, sejumlah besar personil tambahan polisi sibuk memeriksa mobil-mobil yang jumlahnya sendiri tak seberapa, yang sempat terlihat parkir di jalanan.

Sementara di bagian selatan kota Kandahar, beberapa roket kecil dilaporkan sempat ditembakkan, tepat menjelang dimulainya proses pemungutan suara
Hal tersebut sebagaimana dilaporkan langsung oleh gubernur wilayah tersebut, Tooryalai Wesa, usai memberikan suaranya sendiri di tempat pemungutan

BACA JUGA: Korut Beri Sinyal Siap Berdialog

Wartawan Reuters pun mendengar setidaknya dua ledakan, sedangkan sumber dari pihak keamanan menyatakan ada empat orang terluka akibat kejadian itu.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai, menjadi salah satu di antara sekian orang yang memulai proses pemungutan suara yang dipandang amat penting tersebut
Momen ini memang disebut-sebut bakal menjadi ujian paling berat bagi status kepemimpinan Karzai sendiri, sekaligus juga sebagai ujian bagi pelaksanaan demokrasi yang rapuh di negeri itu.

Karzai menjalani proses pemungutan suara di bawah lindungan keamanan tingkat tinggi, di tempat pengambilan suara yang berlokasi di sebuah SLTA dekat istana kepresidenannya di Kabul

BACA JUGA: Kontroversi Celana Pendek Michelle Obama

Dalam kesempatan itu, Karzai berkesempatan menyampaikan kepada wartawan bahwa ia mengharapkan kemenangan dengan hasil mayoritas dalam satu putaran saja.

"Satu putaran (adalah juga) sesuai harapan dan untuk kepentingan negeri ini," katanya, sembari menyatakan dirinya tidak khawatir dengan ancaman terjadinya kekerasan.

Dalam pemilihan ini sendiri, Karzai terutama berhadapan dengan lawan cukup berat yang tak disangka sebelumnya, yang adalah mantan menteri luar negerinya, Abdullah AbdullahSejumlah polling menunjukkan bahwa Karzai bisa menang dengan angka cukup meyakinkan, namun berkemungkinan tak mendapatkan hasil mayoritas seperti diharapkan pihaknya, hingga bisa jadi harus mengikuti putaran kedua Oktober depan.

Karzai dalam hal ini juga dikenal mengandalkan dukungan dari sebagian besar mantan pimpinan kaum militan negeri ituKenyataan ini jelas mengkhawatirkan bagi pihak negara-negara Barat, lantaran para komandan perang garis keras bakal memiliki kekuatan lagi - jika Karzai menang.

Di pihak lain, bagi Presiden AS Barack Obama khususnya, momen pilpres Afghanistan ini juga merupakan semacam tes tersendiriPasalnya, Obama belum lama ini justru sudah memerintahkan sebuah program peningkatan personel militer dalam jumlah besar tahun ini, dalam rangka strategi terbaru mereka untuk mematahkan kekuatan dan pengaruh kelompok Taliban(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tamiflu Picu Serangan Stroke


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler