KH Maman Imanulhaq

Pilpres Bukan Perang

Senin, 25 Maret 2019 – 08:38 WIB
KH Maman Imanulhaq. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

jpnn.com - Banyak orang menyebutnya dengan panggilan Kiai Maman. Ulama muda kelahiran 8 Desember 1972 di Sumedang, Jawa Barat ini adalah pimpinan Pondok Pesantren Al-Mizan Ciborelang Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.

Al-Mizan dikenal sebuah pesantren berhaluan Islam ahlusunah waljamaah ala Nahdlatul Ulama (NU). Santrinya ada ribuan.

BACA JUGA: Pekik Hidup Jokowi Sambut Kampanye Andre Rosiade Jubir BPN Prabowo - Sandi

Pondok pesantren itu juga dikenal dengan festival tahunan yang menampilkan berbagai kesenian dan tradisi lokal. Pesantren itu juga mendirikan Rumah Singgah Anak Bangsa Kreatif sebagai rumah bagi anak-anak jalanan yang selama ini masih terpinggirkan.

Kepedulian Kiai Maman terhadap kesenian dan anak jalanan bukannya tanpa risiko. Ia kerapdituduh liberal.

BACA JUGA: Kiai Maruf Awali Kampanye Terbuka dengan Doa Bersama di Haul Ibunda

Sebuah tuduhan yang sangat tidak tepat. Sebab, Kang Maman -panggilan akrabnya- adalah penganut Thoriqoh Syadiliyah dan mengamalkan Dalail Khairat.

Setoap malam Jumat, Kiai Maman juga memimpin tahlilan, pembacaan selawat barzanzi dan diba’iyah. 

BACA JUGA: Kiai Ma’ruf Amin Pikul 3 Tugas Besar

Pada usia yang relatif muda sebagai kiai, Kang Maman sangat terkenal. Dia kerap tampil di stasiun televisi nasional.

Pernyataannya juga kerap dikutip media. Tak hanya itu, dia punya gaya bicara yang khas, mengalir, argumentatif, santun dan menohok.

Saat ini Kiai Maman dikenal punya gaya orasi yang mampu membakar semangat.  Lia Wahab pernah menulis;

“...Orasi Kiai Maman membuat begitu banyak orang di hadapannya lantas bersemangat. Pertama bertemu dengannya di rakornas relawan. Saya terkesan pada prinsip beliau yang sangat moderat. Dia juga orang yang optimistis. Dia selalu menekankan kepada relawan untuk tidak khawatir tidak ada dana untuk kampanye kepada masyarakat dukung Jokowi - Ma'ruf, karena di setiap niat baik ada saja jalannya…” 

Kiai Maman meyakini Jokowi orang baik. Siapa pun yang mau memperjuangkan orang baik, tuturnya, akan dimudahkan oleh Allah SWT.

Keyakinan iru sudah terbukti ketika Kiai Maman berkeliling menemui relawan. Tanpa modal, tapi pertemuannya dengan para relawan selalu terwujud.

Ribuan jemaah Selawat Nariyah Akar Djati Cirebon juga menjadi pendengar setia Kiai Maman. Dia punya prinsip toleransi luar biasa.

Pada dialog “Kick Andy" edisi Juni 2017 lalu, Kang Maman menyampaikan kata-kata yang sempat diprotes keras netizen. Saat itu Maman sedang menjadi bintang tamu di acara televisi yang dipandu oleh Andy F. Noya tersebut.

Ucapannya memantik pro dan kontra dari beberapa netizen lainnya. Padahal ucapannya saat itu bisa jadi motivasi setiap orang untuk selalu berbuat baik.

Prinsip Kang Maman adalah agama harus bisa energi bagi perubahan, perdamaian dan toleransi. Politikus yang dekat dengan Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu menjadi fenomena tersendiri di kalangan nahdiyin.

Pesantrennya di pelosok Jatiwangi kerap dikunjungi sahabat-sahabatnya yang merupakan tokoh besar negeri ini, termasuk Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Sebelum aktif menjadi legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPR RI, Kiai Maman juga aktif di berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang beken seperti ICW, WALHI, KontraS dan ANBTI.

Saat ini, Kiai Maman didapuk jadi Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Amin. Kehadirannya di TKN Jokowi - Ma’ruf memberi warna tersendiri di tengah konstelasi politik tanah air yang kian memanas jelang 17 April mendatang.

Dalam orasinya di depan relawan, Kang Maman selalu menegaskan bahwa tugas relawan adalah mendekatkan Jokowi kepada rakyat. Relawan, katanya, bukan untuk berdesakan agar bisa berwafoto atau selfie dengan suami Iriana itu.

Kiai Maman juga berpesan agar relawan tidak menyebar hoaks, terhasut hoaks, ataupun merundung pihak-pihak yang berseberangan dalam politik. Dirinya justru mengajak relawan fokus melakukan gerakan door to door untuk mengabarkan kepada rakyat tentang keberhasilan Jokowi.

Sebagai seorang penggerak relawan, Kiai Maman melalui orasi-orasinya yang teduh tetap bisa menggelorakan semangat. Suami dari Hj. Upik Rofikoh sekaligus bapak bagi tiga anak itu memang punya gaya sendiri dalam berpolitik. Semangat, bersikap optimistis dan berpikir positif pada semua orang. Itulah yang membuat kiai satu ini selalu tampak muda, tegar dan segar. 

Caleg PKB di daerah pemilihan XI Jawa Barat yang meliputi Subang, Majalengka dan Sumedang itu mengatakan, Pilpres 2019 yang sudah di depan mata hanya merupakan kontestasi demokrasi lima tahunan yang harus dirayakan dengan penuh kegembiraan dan rasa persaudaraan. Menurutnya, kontestasi politik bukanlah perang, apalagi harus diwarnai fitnah.

“Pilpres bukan perang. Tidak perlu tegang hingga harus menyabu. Tidak usah menyerang. Apalagi pakai hoaks dan mem-bully. Kita harus menang tanpa menyakiti. Tanpa harus mengorbankan keutuhan bangsa dan negara," ujar Maman dalam program “Satu Meja Forum” di stasiun Kompas TV.

"Yang pasti. Kita tetap berselawat, mencintai Nabi, mendamaikan negeri," tandasnya ketika itu.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan Cuma Undecided, 30 Persen Jokowi Voters Balik Arah ke Prabowo - Sandi


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler